Gus Baha: Ulama Sukses Menanamkan Entitas Agama dalam Berbangsa
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama asal Rembang, Jawa Tengah, Gus Baha menilai para ulama Indonesia disebutnya telah sukses menanamkan entitas agama dalam kehidupan berbangsa.
Salah satu bukti entitas agama menjadi tolak ukur dalam kehidupan berbangsa ketika tampak pada karakter calon pemimpin di mata umat.
KH Bahaudin Nursalim lebih lanjut menjelaskan. Misal ada calon kepala daerah kok tidak salat atau jauh dari agama, bisa dipastikan ia tidak akan mendapat simpati masyarakat.
Situasi ini kemudian mendorong para calon pemimpin mau tidak mau harus menampilkan diri sebagai sosok yang relegius.
Disadari atau tidak, hal ini juga menunjukkan bahwa peran ulama telah sukses menerapkan entitas agama menjadi bagian dari kehidupan berbangsa.
Hal ini disampaikan Gus Baha saat mengisi Stadium General dan Ta’aruf Santri di Pondok Pesantren Al-Anwar 3 dan STAI Al-Anwar, Sarang beberapa waktu lalu.
“Sekarang calon bupati kok ndak shalat, itu ndak keren. Ndak dipilih. Gubernur kok terkenal nggak shalat itu pasti ndak dipilih,” ujar Gus Baha dikutip Hidayatuna.com, Selasa (29/9/2020).
Atau misal seorang pejabat diketahui melakukan selingkuh, maka ia akan habis riwayatnya.
Menurut Gus Baha, hal itu menunjukkan bahwa nilai-nilai yang dalam agama masuk dalam kategori kemunkaran atau keburukan juga dinilai sebagai keburukan dalam perspektif politik Indonesia.
Keberhasilan konsep fiqih para ulama itu pun terwujud tanpa membuat Indonesia ini menjadi negara Islam. Menurutnya, ini merupakan berkah dari keistiqamahan para ulama dalam perjuangan.
“Kurang apanya coba ijtihad guru-guru kita yang luar biasa ini?” kata Gus Baha.
Dengan perjuangan para ulama yang tak kenal lelah ini, aura keislaman di Indonesia sangat terasa di antaranya terwujud pada banyaknya simbol-simbol fisik Islam seperti masjid dan tempat ibadah. (Hidayatuna/MK)