Gus Baha: Manajemen Keuangan Sesuai Al-Qur’an
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama muda alim pakar tafsir Al-Qur’an, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau dikenal dengan nama Gus Baha menjelaskan bagaimana melakukan manejemen keuangan sesuai Al-Qur’an.
Hal itu ia jelaskan dalam pengajian rutinan Tafsir Jalalain pada surat al-Fur’qan ayat 60-62. Gus Baha menjelaskan tentang manajemen keuangan dan kebaikan menggunakan harta yang dimiliki seperti yang diwariskan dari sahabat Nabi, Sayidina Ali.
“Dan Allah yang menjadikan malam dan siang silih berganti. Maksudnya sebagai pengganti. Jadi, jika siang maka diganti malam. Jika malam maka diganti siang,” kata Gus Baha dalam video ngajinya yang diunggap akun Youtube, Santri Gayeng, sebagaimana dikutip Hidayatuna.com, Senin (27/7/2020).
Dimana tafsirnya adalah masing-masing dari siang dan malam saling mengganti sama lain. Maksudnya, kata Gus Baha ‘mengganti’ itu bukan berarti langitnya yang diganti.
“(mengganti) apa yang hilang pada salah satu dari keduanya, yakni kebaikan. Misalnya kamu tidak jadi bersedekah di siang hari, maka diganti di malam hari. Jika di malam hari tidak jadi bersedekah, maka diganti di siang hari,” jelasnya.
Sehingga lanjut Gus Baha, kebaikan itu bisa dilakukan di waktu lainnya. “Saya pernah menjalani ini berkali-kali. Meniru Sayyidina Ali. Pokoknya kalian saya ijazahi, dan harus dilakukan. Setidaknya sekali seumur hidup,” ujarnya.
Gus Baha menjelaskan, Sayyidina Ali selalu membagi uangnya menjadi empat. Jadi jika beliau punya uang 100 ribu, dibagi menjadi masing-masing 25 ribu.
“Paham ya? Dibagi menjadi 25 ribu. Kalau misal satu juta, maka dibagi empat menjadi 250 ribu,” kata Gus Baha.
“Saya sudah pernah melakukannya. Punya uang 200 ribu. 50 ribu saya berikan orang lain terang-terangan. Berarti pertama sudah saya berikan sedekah secara gamblang. Lalu yang 50 ribu lagi saya berikan orang lain secara tertutup,” jelasnya.
“Berarti sudah 100 ribu saya berikan. Secara gamblang maupun tertutup. Yang satu malam hari, dan yang satunya lagi di siang hari. Sebab Sayyidina Ali itu begitu. Jadi memang orang-orang dulu itu sebegitunya dalam memperhatikan Qur’an.”
Gus Baha kemudian melanjutkan dengan mengutip firman Allah SWT, “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersebunyi dan terang-terangan.”
“Jadi Sayyidina Ali tiap kali ingin bersedekah itu dihitung. ‘Tadi malam saya sudah bersedekah’ Berarti yang malam hari sudah terpenuhi. “Sudah sedekah di malam hari”, tapi siang belum, maka dipenuhi. Kemudian secara tertutup. Lalu secara terang-terangan,” jelas Gus Baha.
Itulah kebiasaan Sayyidina Ali yang memiliki kebiasaan membagi uangnya menjadi empat. Sebab begitulah cara Al-Qur’an menerangkannya. “Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu baik.” “Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.”
“Makanya terkadang kamu harus menampakkan sedekahmu. Meskipun khawatir jadi riya, biarkan. Bagaimanapun itu firman Allah. Jika kamu khawatir riya, berarti kamu takut setan. Paham, ya?” tegas Gus Baha.
Pokoknya meskipun khawatir riya, maka sekali-kali tampakkan sedekahmu. Sebab bagaimanapun firman Allah, “Jika kamu menampakkan sedekah(mu)”. “Paham, ya? Jadi sedekah di pagi, malam tertutup maupun gamblang, semua pernah.”
Gus Baha melanjutkan, dirinya mengaku pernah melakukan itu. “Pokoknya sekali-kali harus pernah. Misalnya punya uang 200 ribu, dibagi. 50 ribu untuk sedekah tertutup. 50 ribu sedekah gamblang. 50 ribu sedekah di malam hari. 50 ribu sedekah di siang hari.”
Sedangkan bagi yang tidak punya banyak uang bagaimana? Ya tetap bisa, semisal hanya punya uang 10 ribu, itu juga bisa dilakukan dengan cara membagi empat. (MK/Hidayatuna)