Gus Baha, Kiai Pembela Orang Biasa
HIDAYATUNA.COM – Selain dikenal sebagai ulama pembela orang awam, Gus Baha juga dikenal sebagai pembela orang biasa, bahkan orang terpinggirkan.
Gus Baha pernah berkata agar jangan terlalu membesar-besarkan hal yang berpotensi membuat orang biasa menjadi susah menjalankan syariat Islam.
“Hindarilah omongan, seperti misalnya saat Ramadan: ‘Rugi, Ramadan hanya setahun sekali kok gak salat tarawih di masjid berjamaah.’ Itu namanya tak menghargai perasaan orang biasa,” kata Gus Baha di depan jemaahnya.
“Di luar sana itu, ada satpam, penjaga toko, tukang ojek, tukang parkir, dan banyak pekerja di malam hari yang mungkin menangis di dalam hati. Mereka juga ingin tarawih, tapi mereka sedang bekerja,” imbuhnya.
Gus Baha melanjutkan, tarawih hukumnya sunah. Sementara mencari nafkah itu wajib. Menghindari diri dari kemiskinan secara ekonomi supaya tidak menjadi beban orang lain merupakan keutamaan.
Percakapan Gus Baha dengan Seorang Kiai
Dalam riwayat jelas sekali, Nabi saw itu sangat mencintai salat tarawih, tapi sengaja meninggalkannya setelah beberapa hari salat, supaya tarawih tidak dianggap sebagai ibadah wajib
Bahkan dalam hal salat wajib, Gus Baha mewanti-wanti betul agar imam salat jangan terlalu lama membaca bacaan salat.
Nabi Muhammad saw, menurut Gus Baha, sangat suka salat. Suatu saat ketika mengimami salat, beliau mendengar bayi menangis. Nabi saw kemudian mempercepat salatnya. Khawatir ibu dari bayi yang jadi makmumnya tidak khusyuk.
Suatu saat, Gus Baha juga pernah didatangi kiai yang menggerutu karena jemaahnya tak bertambah Sambil tertawa Gus Baha menjawab, “Lho orang yang tidak datang, jangan-jangan sudah hebat.”
Kiai tersebut heran dengan jawaban Gus Baha. Beginilah percakapan mereka selanjutnya.
“Kamu, kan mengajarkan supaya orang berbuat baik kepada keluarganya. Mungkin orang yg tidak mengaji itu sedang mempraktikkan ajaran itu. Dia makan bakso dengan keluarganya. Kamu, kan mengajarkan supaya orang mencari nafkah halal. Nah, orang yang tidak datang itu jangan-jangan sedang bekerja mencari nafkah yang halal untuk kehidupan keluarganya.”
Kiai itu terdiam. “Masak sih, Gus?”
“Lho, kamu itu dikasih tahu kok gak percaya. Makanya, jadi kiai itu yang bijak. Kiai itu penyangga umat banyak. Kalau mau bikin kajian, ya jangan saat orang bekerja. Jangan sampai orang-orang berpikir bahwa Islam itu hadir sebagai masalah,” ujar Gus Baha.
Begitulah Gus Baha, sebagai kiai yang kerap membela orang-orang biasa, wajar bila kajiannya selalu didatangi Jemaah.
Gus Baha, membal orang biasa juga bukan karena duniawi, melainkan beliau mencontoh suri tauladan kita, Muhammad saw.