Gus Baha: Kebaikanmu Adalah Wujud Pahalamu

 Gus Baha: Kebaikanmu Adalah Wujud Pahalamu

Gus Baha: Kebaikanmu Adalah Wujud Pahalamu (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama kharismatik asal Rembang Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau biasa dikenal dengan Gus Baha menjelaskan tentang kebaikan dan pahala.

Menurut Gus Baha, kebaikan dari seseorang merupakan wujud dari pahala seseorang yang bersangkutan.

Mengutip dalam sebuah kitab Al-Hikam karya Syaikh Ibnu ‘Atha’illah as-Sakandari, Gus Baha mengutip satu bait kalimat penuh hikmah; “kafa min jazaihi iyyaka ala tho’ah an rodhiyaka laha ahlan”.

“Kata kitab Hikam itu; cukup sebagai pahala kamu melakukan ketaatan adalah ketika kamu ditakdir bisa melakukan. Di mana kita ditakdir untuk melakukan itu,” kata Gus Baha dalam potong video pendek yang diunggah akun YouTube @Masyaiali, Senin (30/9/2024).

Dengan kata lain, ketika seseorang ditakdir untuk melakukan sebuah kebaikan, maka itu sudah tercatat sebagai pahala dari bentuk melakukan ketaatan.

Gus Baha mencontohkan seorang yang melakukan shalat, tapi karena hal tertentu shalatnya menjadi batal, namun di saat bersamaan seseorang tersebut telah melakukan hal yang luar biasa. Sebab ia telah ditakdirkan untuk mengucapkan kalimat-kalimat baik saat shalat.

“Jadi misalnya shalat Anda ini karena hal tertentu, sehingga menjadi tidak sah. Maka Anda akan dibenarkan semua malaikat di langit, karena “antal mukabbir” dimana Anda yang membaca takbir; Allahu Akbar, Anda yang membaca tasbih, Anda yang membaca kalima-kalimat thoyyibah,” jelasnya.

Ketika mulut ditakdir oleh Allah SWT untuk mengeluarkan kalimat-kalimat takbir, tasbih, dan tahmid, maka hal itu merupakan sesuatu hal yang sungguh luar biasa hebat.

“Pasti itu keren. Nah ditakdir begitu itu sudah luar biasa,” tegasnya.

Sebagai informasi, Gus Baha adalah ulama yang lahir pada 29 September 1970. Ia salah satu murid kesayangan dari ulama kharismatik, Kiai Maimun Zubair.

Gus Baha merupakan putra dari seorang ulama pakar Al-Qur’an dan juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA, Kiai Nursalim al-Hafizh, dari Narukan, Kragan, Rembang. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *