Gus Baha Ingatkan Jangan Mengkafirkan Orang Muslim

 Gus Baha Ingatkan Jangan Mengkafirkan Orang Muslim

Gus Baha (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Melabeli ‘kafir’ kepada sesama muslim sekarang ini marak terjadi. Hal ini jelas membuat kiai seperti Gus Baha geleng kepala. Rasulullah Saw saja tidak sampai hati mengkafirkan umatnya hingga menghabisinya.

Menyebut golongan tertentu sesama Muslim sebagai kafir itu pun tak cukup dilakukan sendirian. Lucunya mereka sampai menyebut halal darah saudaranya sendiri yang dianggap kafir untuk dibunuh.

Pada jaman Rasulullah dulu wajar saja demikian karena memang karakter orang terdahulu yang demikian. Hal itu dilatari oleh perintah Allah SWT. dalam Alquran pada masa itu.

Hanya saja saat ini jaman sudah berubah, dan Alquran mengikuti perkembangan jaman. Mengkafirkan sesama Muslim bukanlah ajaran Islam.

Islam sangat menjunjung tinggi kemanusiaan. Sebagaimana dalam kisah pada jaman Nabi yang diceritakan Gus Baha.

Nabi Saw Tidak Menghendaki Umatnya Masuk Neraka

Suatu ketika, para sahabat hendak mengadili orang A’rabi karena bersikap tidak baik terhadap Rasulullah. Orang itu menggerutu saat diberi uang sedikit oleh Nabi ketika ia memintanya.

Lantaran ada sikap mengkhawatirkan dari sahabatnya, A’rabi itu dipanggil kembali oleh Rasulullah Saw. Nabi pun memberinya lebih banyak lagi sampai orang tersebut merasa puas.

Setelah merasa sudah puas, Rasulullah pun mengumumkan kepada para sahabatnya bahwa orang tersebut sudah puas. Ini kemudian dibenarkan oleh orang tersebut.

Jika para sahabat membunuh A’rabi, tentu ia masih dalam keadaan membenci Nabi sehingga dapat membuat orang tersebut masuk neraka. Sebaliknya, orang tersebut bahkan jadi mencintai Nabi setelah diberikan kepuasan yang cukup untuknya.

“Ketika si A’rabi mencintai Nabi karena dibayar, itu cukup loh dalam Islam,” ujar Gus Baha.

Allah Menunggu Taubat Hamba-Nya

Gus Baha dalam kajiannya yang diunggah dalam kanal Youtube Santri Gayeng menceritakan seorang moderat dan ekstremis sedang berdialog. Si ekstremis hendak mengebom tempat-tempat maksiat karena menganggap mereka semua kafir. Di tempat tersebut, kata Gus Baha, terdapat juga orang Islam.

Bertanyalah seorang moderat, “Andaikan mereka nanti mati dalam keadaan demikian lalu mereka ke mana?” kata Gus Baha mempraktikkan.

Si ekstremis tentu menjawabnya masuk ke neraka. Sebab, mereka mati dalam keadaan maksiat kepada Allah.

“Lalu ditanya sama orang moderat, apa umatnya masuk neraka itu yang diinginkan Nabi?” kata Gus Baha melanjutkan ceritanya.

Si ekstremis pun kaget mendengar pertanyaan tersebut. Gus Baha menambahkan bahwa orang moderat pun menyampaikan bahwa orang yang maksiat itu ditunggu pertaubatannya. Sebab, Nabi tidak menginginkan umatnya masuk neraka.

“Masuknya mereka ke neraka itu tidak diinginkan oleh Nabi,” jelas Gus Baha.

Hal serupa dengan yang dikisahkan Gus Baha juga terjadi di jaman Nabi.

 

Sumber : Tribunnews.com

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *