Gus Baha Ingatkan Jangan Menafsiri Al-Qur’an Tanpa Ilmu
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama pakar turats klasik, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menjelaskan dalam menafsiri Alquran tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang.
Sebab menurutnya, jika ada orang yang menafsiri Al-Qur’an tanpa memakai ilmu yang cukup, maka akan bisa berdampak yang sangat membahayakan.
Gus Baha mengatakan bahwa seseorang yang mempelajari Al-Qur’an tanpa ilmu sama saja orang tersebut sudah memilih satu tiket menuju neraka.
“Bahaya sekali menafsirkan Quran tanpa ilmu. Sampai ada ancaman, orang yang menafsirkan Al-Qur’an dengan semaunya sendiri, maka sama juga pesan satu tiket di neraka,” ungkap Gus Baha dalam video yang unggah akun Tik Tok @dawuhkyai, dikutip Selasa (06/12).
Menurutnya, orang yang tak memiliki ilmu kemudian memaksakan diri menafsiri Alquran disebut berpotensi masuk neraka daripada orang yang tidak menekuni bidang tafsir.
“Jadi sampean sama saya, itu potensi masuk neraka saya! Karena saya nekuni tafsir,” katanya.
Maka dari itu lanjut Gus Baha, tradisi ulama-ulama dulu selalu mentradisikan membawa kitab agar sanadnya muttashil (bersambung) sampai ke Rasulullah saw.
“Itu bahaya sekali. Sebab itu saya tradisikan kalau ngaji pakai kitab, supaya sanadnya muttashil sampai Rasulullah saw,” ujar Kiai muda asal Rembang, Jawa Tengah itu.
Gus Baha menjelaskan bahwa menafsiri Alquran tidak boleh menggunakan perspektif pribadi.
“Nggak boleh mengajarkan Quran, terjun bebas menurut saya, memangnya agama menurut kamu, enak aja,” ucapnya.
Karena jika menafsirkan Alquran menggunakan perspektif pribadi, maka agama ini tidak lagi berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah kepada rasulnya.
“Nggak boleh seperti itu. Agama ya menurut Allah dan Rasul. Nggak boleh menurut saya. Kalau menurut saya berarti agama macam-macam karena setiap orang menurut masing-masing,” jelasnya. []