Gus Baha dan Gus Kautsar Harapan Bagi Masa Depan NU

Penjelasan Gus Baha Tentang Fenomena LGBT (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Sosok Gus Baha (KH Ahmad Bahauddin Nursalim) dan Gus Kautsar (KH Muhammad ‘Abdurrahman Al Kautsar) banyak mencuri perhatian publik tanah air. Lantaran ceramahnya yang dalam dan mencerahkan. Keduanya sama-sama berlatarbelakang dari pondok pesantren Nahdlatul Ulama.
Menanggapi dua ulama hebat tersebut, cendekiawan muslim Indonesia, Nadirsyah Hosen atau yang akrab disapa Gus Nadir ini memiliki pandangan menarik soal keduanya. Menurut Gus Nadir, Gus Baha dan Gus Kautsar disebutnya sebagai harapan dan masa depan NU nantinya.
“Gus Baha dan Gus Kautsar harapan dan masa depan NU,” tulis Gus Nadir melalui akun Twitter pribadinya @na_dirs dikutip Senin (23/8/2021).
Dirinya tak bisa membayangkan batapa hebatnya NU nanti ketika dipimpin dua ulama yang sangat dalam keilmuan dan kealimannya tersebut. Misalnya Gus Baha sebagai Rais Aam PBNU, sementara Gus Kautsar sebagai Ketua Umumnya.
“Bayangkan dahsyatnya kalau suatu saat nanti, Gus Baha yang jadi Rais Am PBNU dan Gus Kautsar yang jadi Ketum PBNU,” ungkap Gus Nadir.
“Allahumma taqabbal Ya Qadhiyal Hajat. Shallu ‘alan Nabi…,” sambungnya.
Sebagai informasi, Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim adalah seorang ulama alim asal Rembang Jawa Tengah. Ia merupakan ulama muda yang hafal al-Qur’an serta menguasai turats-turats klasik secara mendalam dan konprehensif.
Sementara itu Gus Kautsar atau KH Muhammad ‘Abdurrahman Al Kautsar merupakan seorang kyai muda dari PP. Al Falah Ploso, Mojo, Kediri. Beliau adalah putra dari KH Nurul Huda Djazuli, salah satu pengasuh dan sesepuh PP. Al Falah Ploso, Mojo, Kediri.
Kedua kyai muda ini sama-sama memiliki tingkat kealiman yang tinggi. Selain itu kedalaman ilmu dari keduanya juga sangat mumpuni. Itulah sebabnya Gus Nadir kemudian menilai Gus Baha dan Gus Kautsar disebut sebagai harapan bagi masa depan NU.