Grand Syeikh Al-Azhar: Penyakit Umat Islam Saat Ini Perpecahan dan Permusuhan Internal
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Grand Syeikh Al-Azhar Mesir Imam Akbar Ahmed Al Tayeb menjelaskan penyakit yang dihadapi umat Islam saat ini adalah perpecahan, perselisihan (ikhtilaf), dan permusuhan internal.
Hal itu disampaikan Syeikh Ahmed Al Tayeb dalam orasi ilmiahnya di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, pada 9 Juli 2024 lalu dalam rangka kunjungannya ke Indonesia.
Menurutnya, perpecahan dan permusuhan di internal Islam disebutnya sebagai penyakit ganas yang selama menjadi titik kelemahan di tubuh umat Islam, sehingga dimanfaatkan bangsa lain.
“Berapa banyak aliran di dunia dakwah saat ini yang menjadi latar belakang permusuhan, kebencian, dan pertengkaran di antara generasi muda muslim?” ungkap Syeikh Ahmed Al Tayeb dilansir dari laman resmi Kemenag, Senin (15/7/2024).
Ia mempertanyakan para pendakwah muda Islam, mengapa mereka tidak membahas isu-isu besar ini dalam ceramahnya?
“Apakah generasi muda kita tahu tentang Al-Quds, Masjid Al-Aqsa, dan penderitaannya sebagaimana mereka tahu tentang perdebatan teologis antara Asy’ariyah, Salafiyah, dan Sufiyah?” tanyanya.
“Apakah mereka peduli dengan kondisi umat seperti mereka peduli dengan isu-isu perdebatan yang sepele dan sudah tidak relevan?” sambungnya.
Menurut Syeikh Ahmed Al Tayeb, perbedaan atau batas antara lima hukum syariat telah atau hampir menghilang, dan keluarga dalam masyarakat Islam kini sibuk dengan isu-isu kecil yang tidak memiliki kewajiban syariat.
“(Mereka) mengabaikan isu-isu besar yang sangat penting dalam syariat Islam seperti berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada tetangga, menghargai nilai kerja, waktu, kebersihan, dan kasih sayang kepada sesame,” jelasnya.
“Isu-isu ini telah bergeser turun ke urutan paling bawah dalam daftar kewajiban,” sambungnya.
Untuk itu, ia mengajak umat Islam untuk berhenti sejenak, dan fokus memikirkan fenomena yang dapat menghancurkan masyarakat Islam dari akarnya, yaitu mudahnya mengkafirkan sesama.
“Oleh karena itu, kini waktunya umat Islam bergerak dan bekerja keras, bukan hanya sekedar retorika. Bangsa lain terus bekerja dalam hening dan penuh ancaman, membuat rencana dan makar yang sistematis,” ujarnya. []