Gelar Konbes, GP Ansor Rekomendasikan Penanganan Covid-19

 Gelar Konbes, GP Ansor Rekomendasikan Penanganan Covid-19

GP Ansor Rekomendasikan Penanganan Covid-19

HIDAYATUNA, Manado – Gerakan Pemuda (GP) Ansor gelar Konferensi Besar XXXIII di Minahasa, Ahad (29/9) untuk menghasilkan sejumlah rekomendasi, termasuk penanganan Covid-19.

Terkait rekomendasi penanganan covid-19 hasil konferensi besar, Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, dalam rilisnya mengatakan, pandemi belum terlihat akan berakhir.

Dilansir dari Republika.co.id, konferensi besar untuk mekomendasikan Penanganan Covid-19 ini berkaitan juga dengan dunia yang berharap segera ditemukan vaksin sehingga mobilitas sosial ekonomi kembali pulih.

Atas situasi yang serba tidak menentu ini, kata Gus Yaqut, sapaan akrabnya, GP Ansor menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia sebagai berikut:

1. Pandemi COVID-19 adalah krisis kesehatan, sehingga semua pendekatan dan kebijakan harus dilakukan dengan menjadikan pertimbangan kesehatan sebagai prioritas utama;

2. Belajar dari pengalaman negara lain yang telah berhasil membatasi penyebaran Covid-19, pengambil kebijakan harus terus menerus mengevaluasi pendekatan.

Pendekatan yang dijalankan tersebut dengan mengadopsi praktik terbaik dari negara lain dan menyesuaikannya dengan kearifan lokal.

3. Dalam kondisi krisis kesehatan ini, semua keputusan yang diambil oleh para pemangku kebijakan termasuk birokrasi dan aparat pemerintah harus dilakukan secara cepat, efektif, dan efisien;

4. Untuk menanggulangi dampak pertumbuhan ekonomi yang negatif, pemerintah diharapkan menyusun ulang prioritas baik kebijakan maupun anggaran.

Hal ini untuk memastikan masyarakat terdampak tetap memiliki daya beli dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

Program-program pembangunan juga diprioritaskan kepada program pemberdayaan dan jaring pengaman ekonomi untuk masyarakat.

5. Para elit politik harus bergandengan tangan, saling menguatkan dan mengedepankan kemaslahatan bangsa dengan menghentikan rivalitas.

Hal tersebut dapat berdampak kepada perlambatan pengambilan keputusan dalam penanggulangan krisis Covid-19 sebagai musuh bersama;

6. Mengingat pembatasan mobilitas masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19 tidak hanya menganggu kehidupan perekonomian.

Namun juga kehidupan sosial masyarakat, perlu dilakukan mitigasi dampak sosial dengan melibatkan para ahli dan pemimpin informal masyarakat.

Hal ini untuk memastikan tidak muncul gejala keterasingan dan ketakutan/paranoid yang berlebihan dari sebagian rakyat kita.

“Semoga dengan ikhtiar tanpa terputus dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT, bangsa Indonesia bisa selamat melewati ujian yang berat akibat pandemi ini. Amin ya Rabbal ‘alamin,” harap Gus Yaqut.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *