FKPT Dorong Gubernur Jateng Pecat Kepsek yang Terpapar Radikalisme

 FKPT Dorong Gubernur Jateng Pecat Kepsek yang Terpapar Radikalisme

HIDAYATUNA.COM, Semarang – Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme, atau FKPT Jawa Tengah, Budiyanto mendorong Ganjar Pranowo, selaku Gubernur Jawa Tengah, untuk memecat kepala sekolah yang terpapar radikalisme

“Kalau Pak Ganjar bisa membuktikan jika ada kepala sekolah dan tenaga pendidik yang terpapar radikalisme, pecat saja,” katanya, Selasa (08/10/2019), diterima HIDAYATUNA.COM dari laman NU Online.

Di sisi lain, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Alumni atau IKA Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini mengingatkan bahwa peran kepala sekolah dan tenaga pendidik semestinya mengajarkan dan mendidik agar para siswa menjadi generasi yang cinta tanah air.

“Bayangkan, jika mereka dicekoki, kepala sekolah dan guru melakukan indoktrinasi. Ini berbahaya,” jelasnya.

Dengan demikian, ia meminta partisipasi semua pihak untuk mencegah paham yang membahayakan NKRI. Lebih-lebih, ketegasan pemerintah dalam mengambil langkah kongkrit, menyikapi para radikalis yang terus berusaha menyasar kalangan pelajar dan mahasiswa.

“Ideologi ini harus dicegah, jangan dibiarkan terus berkembang. Apalagi di kalangan pelajar dan mahasiswa,” ungkapnya.

Bentuk negara ini, sudah final, sudah menjadi hasil ijtihad dan kesepakatan para pendiri bangsa. Karena itu radikalisme dan gagasan khilafah harus ditolak dan tidak boleh tumbuh.

“Ideologi radikalisme itu sudah berbahaya karena ngutak-ngatik kesepakatan bangsa ini. Prinsip bangsa ini yaitu kepanjangan PBNU, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 45,” tegasnya.

Ganjar Pranowo, dalam kesempatan yang sama, mengaku telah mengumpulkan jajaran kepala sekolah dan guru untuk menyortir mereka yang terindikasi telah terpapar paham radikalisme. Sementara hasilnya, tujuh kepala sekolah negeri di Jawa Tengah terindikasi menganut paham radikal.

Memang, ia menyampaikan secara langsung, saat itu, kepada seluruh kepala sekolah dan tenaga pendidik jika memang tak setuju dengan paham Pancasila dan menganut paham radikal hingga komunisme lebih baik keluar dari jabatan yang diemban.

“Saya sampaikan tawaran. Kalau tak suka sama Pancasila tak apa-apa, kalau Anda komunis silakan Anda keluar. Kalau Anda usung khilafah silakan Anda keluar. Gitu saja,” ucapnya.

Ia juga mengaku, lanjutnya, mendapat banyak laporan dari banyak tokoh agama dan masyarakat mengenai geliat penanaman radikalisme di sekolah yang mulai massif. Beberapa laporan yang masuk, kata Ganjar, isu radikalisme diberikan melalui mata pelajaran dan juga kegiatan ekstrakulikuler.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *