Fahrudin Faiz: Ngaji Bisa Dimaknai Menuju Kemuliaan
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Pakar filsafat Islam Fahrudin Faiz memberikan makna tersendiri dalam kata ngaji. Disebutkan kata ngaji merupakan makna yang berasal dari bahasa Jawa.
Ia menyebut bahwa makna ngaji sendiri adalah sesuatu hal yang dapat meningkatkan atau mendekatkan diri menuju aji. Aji sendiri adalah kemuliaan atau kehormatan.
“Dari bahasa Jawa, saya maknainya dari kata dasar aji. Jadi ngaji itu menuju kemuliaan, menuju aji. Jadi orang Jawa punya kearifan, kalau kita belajar apapun itu pastikan korelasinya dengan peningkatan kualitas diri,” ucap Faiz dalam video di Instagram @majelislogika_ Senin (02/01/2023).
Menurutnya, kata ngaji itu sendiri bukan berarti hanya bisa dihubungkan pada ngaji Alquran, atau kitab. Namun ngaji itu sendiri bisa dimaknai belajar, tidak hanya ngaji Alquran saja.
“Saya di Jogja itu ada ngaji filsafat. Sering tiba-tiba ada yang kritik ngaji kok filsafat, ngaji ya Alquran. Jadi padahal dia lupa istilah ngaji itu bahasa Jawa sebenarnya,” katanya.
Faiz mengatakan ngaji itu tidak hanya sekedar formalitas saja, tidak sekedar hafalan namun ngaji itu adalah aktivitas untuk meraih kemuliaan.
Selain itu juga bisa diartikan sebagai upaya peningkatan di kualitas diri pada seseorang.
“Kita yang jadi semakin mulia tidak sekedar membaca formalitas, seberapalan tapi dari aktivitas ngaji itu kita tambah aji tambah kuliah sebagai manusia menginginkan kualitas kita,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan untuk menggapai kemuliaan, maka seseorang harus melakukan aktivitas yang disebut ngaji.
“Makanya saya pakai istilah ngaji filsafat tapi yang nggak ngerti, dianggapnya ngaji itu ya Alquran,” tandasnya. []