Fahruddin Faiz Soroti Cara Pandang Viralitas di Era Digital
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Pakar filsafat Islam dan juga dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fahruddin Faiz menyinggung persoalan krusial saat ini. Menurutnya fenomena yang terjadi sekarang adalah orang-orang tengah terjebak pada cara pandang viralitas.
“Kalau saya membaca hari ini itu, selain kekuatan media digital, mindset kita itu mindset viralitas,” kata Faiz saat menjadi tamu podcast Endgame di kanal YouTube Gita Wirjawan, dikutip Rabu (21/8/2024).
Cara pandang ini mendorong orang untuk berlomba-lomba menjadi viral. Tujuannya tak lain adalah untuk eksistensi diri.
“Kita merasa tidak eksis kalau tidak tampil dan tidak viral. Jadi semua orang fokusnya kesitu. Membangun identitasnya dari situ,” jelasnya.
Bahkan pada satu titik pemikiran, seseorang merasa dirinya tidak berarti, jika ia tidak tampil di media digital.
Sehingga manusia menilai dirinya hanya berarti ketika dirinya viral.
“Aku ini orang berarti atau tidak, itu kalau postinganku viral. Makanya kalau kita sudah posting, bolak balik ditengok, sudah berapa ribu yang ngelike, sudah berapa yang komen,” ujarnya.
Faiz menyebut jumlah like dan komen di sebuah postingan seseorang menjadi tolak ukur, apakah dirinya merasa berarti atau tidak.
Karena cara pandangnya adalah bagaimana cara agar viral, maka mereka mengesampingkan isi konten.
Mereka tak perduli apakah konten yang diposting itu bermafaat atau tidak, relevan atau tidak, mereka mengesampingkan itu semuanya di era viralitas.
“Kita (merasa) menjadi tak berarti, kalau sedikit yang ngelike. Jadi kita tidak memperhatikan, apa yang kita sampaikan ini sesuatu yang baik, manfaaf, berguna, relevan atau tidak, kita tidak peduli itu,” ungkapnya. []