Empat Cara Menghafal Quran Bagi Santri yang Dikarantina

 Empat Cara Menghafal Quran Bagi Santri yang Dikarantina

HIDAYATUNA.COM, Lamongan – Pondok Pesantren (Ponpes) Karangasem Muhammadiyah Paciran Lamongan mengkarantina 107 santri penghafal Quran dalam Program Daurah Tahfidzul Quran Angkatan XIII.

Daurah Tahfidzul Quran yang merupakan salah satu program unggulan Ponpes Karangasem Muhammadiyah Paciran ini diselenggakan empat kali angkatan dalam setahun. Setiap santri diberi kesempatan untuk menghafal Alquran dengan cara dikarantina di asrama khusus. Syaratnya memenuhi kriteria yang ditentukan oleh direktur Tahfidzul Quran.

Pengasuh ponpes KH M. Anwar Mu’rob menyampaikan, satu bulan penuh santri menghafalkan Alquran. Mulai bangun tidur sampai dengan menjelang tidur. Yaitu pukul 03.00 hingga 21.00 WIB.

“Selama mengikuti kegiatan Program Daurah Tahfidzul Quran santri dizinkan tidak mengikuti pelajaran formal di sekolah atau madrasah dalam satu bulan. Sesuai dengan kesepakatan antara pengelola pendidikan formal dengan non-formal (kepondokan),” tuturnya dilansir dari laman pwmu.co.

Pada angkatan XIII peserta DaurAh Tahfidzul Quran berjumlah 32 santri putra dan 75 santri putri. Mereka berasal dari lembaga pendidikan yang dikelola oleh Pesantren Karangasem Muhammadiyah Paciran. Rinciannya, MTs.M 2 Paciran 23 santri, SMPM 14 Paciran 52 santri, MAM 1 Paciran 6 santri, dan SMAM 6 Paciran 25 santri.

“Dalam satu bulan santri diisolasi dari hiruk pikuk kegiatan dunia luar. Santri fokus untuk konsentrasi mengikuti teknik menghafal Alquran dengan cepat. Hasil dari kegiatan tersebut bisa dilihat setelah satu bulan kemudian. Bergantung pada kecerdasan dan konsentrasi siswa dalam menghafalkan Alquran. Paling sedikit santri mampu menghafal empat juz. Ada juga yang mampu menghafal sampai 25 juz Alquran,” ungkap Kiai Anwar.

Kabag Pendidikan Pesantren Karangasem Muhammadiyah Paciran Ustadz Fatih Futhoni menyampaikan, Daurah Tahfidzul Quran salah satu program unggulan yang dinanti setiap santri dan orangtua. Lembaga pendidikan formal diberi hak untuk menyeleksi dan memberikan rekomendasi santri yang dikiutkan dalam kegiatan tersebut.

Soal cara menghafal Alquran, Fatih Futhoni menyampaikan empat hal yang harus diperhatikan santri. “Pertama, niat dengan tulus menghafalkan hanya semata-mata karena Allah,” ungkapnya.

Kedua, sambungnya, melaksanakan sesuatu dengan ikhlas. “Termasuk menghafal Alquran harus dengan perasaan ikhlas,” ujarnya.

“Ketiga, membersihkan jiwa karena menghafal bukan semata menggunakan kekuatan akal tetapi jiwanya harus bersih. Keempat, dalam menghafal daya pikir harus konsentrasi penuh atau fokus pada kitab suci Alquran,” urai Fatih.

Tentang syarat-syarat mengikuti Daurah Tahfidzul Quran, Fatih Futhoni menjelaskan tujuh hal. Pertama, peserta harus tilawah per hari sedikitnya tiga juz dalam sepekan sebelum daurah.

Kedua, peserta siap dikarantina dan tidak diperkenankan meninggalkan lokasi daurah kecuali uzur syar’i. Ketiga, peserta siap mengikuti jadwal kegiatan daurah dari pukul 03.00-21.00 WIB dengan penuh semangat. Keempat, peserta harus mampu memahami makna ayat yang mau dihafal. Karena itu satu pekan sebelum masuk daurah peserta harus belajar sendiri terjemah per kata.

Kelima, peserta harus mampu tilawah (membaca) Alquran satu halaman maksimal dua menit atau satu Juz dalam waktu 30 menit. Keenam, peserta harus menggunakan Alauran Mushaf Tikrar. Dan Ketujuh, peserta bersedia menulis ayat-ayat yang akan dihafalkan. (AS/HIDAYATUNA.COM)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *