Ekonomi Indonesia Drop, Gubernur BI Bertahajud Minta Pertolongan
HIDAYATUNA.COM – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menceritakan bahwa akhir-akhir ini dirinya sangat sentimentil akibat memikirkan lini ekonomi Indonesia yang drop efek dari wabah Covid-19. Hal ini ia utarakan saat melakukan rapat kerja virtual dengan seluruh anggota Komisi XI DPR RI, Rabu (8/4/2020).
Bahkan emosional Perry meluap ketika para Anggota DPR peserta rapat menanyakan bagaimana skenario terberat RI jika ekonomi Indonesia memang tidak mampu recovery. “Mohon maaf, saya agak emosional memang, saya betul-betul pengen nangis ini,” tutur Perry.
Menurut Perry, permasalahan ekonomi Indonesia yang drop karena efek virus corona ini sangatlah kompleks. “ini sesuatu yang sangat kompleks memerlukan upaya dari pagi sampai malam. Malamnya tahajud, mohon dukungan lindungan dari Allah yang Maha Besar, Maha Kuasa dan Insyaallah bangsa kita selamat. Mohon maaf pak ketua, kalau saya agak sentimentil dan emosional,” ujar Perry dalam rapat kerja virtual tersebut.
Selanjutnya Perry juga mencontohkan ajaran agama tentang Nabi Nuh yang membuat sebuah kapal. Dalam hal ini Ia meminta dukungan seluruh komponen untuk bersama-sama membangun kapal agar jika nanti memang air bah di rumah naik hingga ke gedung dan gunung kita masih bisa bertahan.
“Kami sebagai umat beragama, saya dari kecil sering membaca kitab-kitab, Alquran. Seperti kisah Nabi Nuh yang menghitung risiko, kami juga ukur risiko, misalnya bagaimana jika banjir sampai gedung atau gunung. Kami diskusikan skenarionya seperti apa,Supaya kalau bah-nya itu, sekarang prediksi kami naik ke rumah, gedung, atau gunung, kapalnya itu kuat untuk menghadapi,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa krisis yang saat ini diakibatkan virus corona lebih kompleks dari pada krisis 1997-1998 dan 2008-2009. “Covid-19 jauh lebih kompleks dari 1997 dan 1998 yang mengalami situasi krisis. Ini karena penyebabnya belum bisa ditahan,” ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja virtual bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (6/4).