Dubes RI untuk Jerman: Islam Indonesia Cocok untuk Eropa

 Dubes RI untuk Jerman: Islam Indonesia Cocok untuk Eropa

Dubes RI untuk Jerman: Islam Indonesia Cocok untuk Eropa

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Guna mengikis Islamophobia di Eropa, Duta Besar (Dubes) RI untuk Jerman Arief Hafaz Oegroseno menilai Islam khas Indonesia disebut cocok untuk negara negara Eropa. Karenanya, ia mendorong agar Islam khas Indonesia bisa dipromosikan di benua biru.

Hal itu disampaikan Hafaz pada kesempatan pengajian umum via daring yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Muhamamdiyah, Jumat malam (12/9). Dirinya menjelaskan selama ini pandangan orang orang Eropa dalam melihat Islam sebagai agama yang tidak ramah dan anti demokrasi.

Untuk itu lanjut dia, Muhammadiyah yang berwajah moderat diminta untuk ikut berkontribusi mensyiarkan Islam yang ramah khas Indonesia ke dunia ternasional. Harapannya agar Islamophobia di Eropa bisa terkikis.

“Ini (tujuannya) agar dapat memberi gambaran Islam tidak selalu identik dengan Timur Tengah. Islam juga ada di negara demokrasi terbesar ketiga dunia yaitu Indonesia,” kata Hafaz dikutip Hidayatuna.com, Sabtu (12/9/2020).

Dirinya juga menambahkan, di Indonesia, Islam mampu hidup dengan menghargai wanita. “Kita banyak politisi wanita, pegawai negeri wanita. Ini tidak banyak diketahui di Eropa,” sambungnya.

Orang Eropa, kata dia, lebih banyak mengenal Islam adalah sesuatu yang lekat dengan negara-negara Afrika Tengah atau Timur Tengah. Sementara Indonesia lebih banyak dikenal sebagai negara tujuan wisata daripada karakter Islam moderatnya.

Ia mengatakan pandangan umum Islamophobia atau anti-Islam terjadi karena pemahaman salah terhadap salah satu agama samawi itu.

“Basis Islamophobia kuat karena ada pemahaman Islam yang salah. Islam itu dianggap sama dengan Arab, kemudian radikal,” ujarnya.

Selain itu, mereka mengenal Timur Tengah sebagai kawasan yang tidak mengenal demokrasi. Islam ketika disamakan dengan Timur Tengah maka menjadi satu simbol yang tidak sesuai dengan modernisme, demokrasi dan hak asasi manusia.

“Padahal kalau ditelaah secara mendalam, justru narasi-narasi modernisme, demokrasi dan hak asasi manusia menjadi arus utama dalam ajaran Islam,” kata Hafaz.

Dia mencontohkan pada masa kejayaan Islam ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat menjadi bukti Islam tidak anti terhadap sains. Soal demokrasi dan hak asasi manusia, lanjut dia, Islam mampu mengakomodasinya sebagaimana dipraktikkan Indonesia.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *