Dua Kebahagiaan bagi Orang yang Berpuasa
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ
قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, rasulullah SAW bersabda: orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan Ketika berbuka puasa dan kebahagiian Ketika bertemu dengan Rabbnya kelak. “Abu Isa berkata, ini adalah hadis hasan shahih”. (HR. Tirmidzi. No 697)
Hadis ini bernilai hasan sahih, jika dilihat dari periwayatan Imam Tirmidzi, namun hadis dengan makan yang serupa juga terdapat dalam banyak kitab-kitab hadis shahih sekaliber Imam Bukhari yang biasa disebut dengan Asshahuh qabla quran, dan dalam shahih Muslim.
Baca Juga: Puasa Syawal dan Senin-Kamis, Bolehkah Digabungkan?
Yang dimaksud denga hadis hasan shahih adalah hadis yang awalnya berkualitas hasan, derajat kualitasnya bisa naik menjadi shahih dikarenakan ada perawi lain yang meriwayatkannya. Dalam kasus hadis ini, Imam Tirmidzi dapat dinilai menjadi shahih juga karena bersamaan dengan makna bunyi hadis tersebut juga terdapat dalam shahih Bukhari No 1771 diriwayatkan
أَبِي صَالِحٍ الزَّيَّاتِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Artinya: Rasulullah SAW bersabda, “Allah SAW berfirman, “semua amalan perbuatan anak turun Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan aku yang akan memberi balasannya, puasa adalah perisai, apabila pada suatu hari ada seseorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah kalian melakukan rafats dan jangan pula berbantah-bantahan, apabila ada seorang mencelanya atau memeranginya, maka hendaklah ia mengatakan; sungguh aku sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih baik (harum) disisi Allah daripada aroma minyak Kasturi. Orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan yang ia bergembira dengannya; yaitu apabila berbuka ia bergembira, apabila bertemu Tuhannya ia bergembira dengan puasanya”
Maksud dari kata orang yang berbuka puasa memiliki dua kegembiraan: apabila berbuka puasa ia bergembira. Menurut imam al-Qurtubi adalah, “ia bergembira karena lapar dan dahaganya telah hilang dan diperkenankannya berbuka, ini adalah kegembiraan secara tabiat, dan inilah makna pertama yang dapat dipahami. Sedangkan makna yang lainnya adalah bahwa kegembiraan waktu berbuka dikarenakan hal itu merupakan bagian dari kesempurnaan puasanya, penutup ibadahnya, dan keringanan dari Tuhannya, serta penolong baginya untuk puasa selanjutnya”
Wallahu a’lam bisshawab
Baca Juga: Benarkah Diterima Tidaknya Puasa Ramadhan Tergantung Zakat Fitrah?