Drama Fanta G Spot dan Pentingnya Membicarakan Kesehatan Reproduksi

 Drama Fanta G Spot dan Pentingnya Membicarakan Kesehatan Reproduksi

Drama Fanta G Spot dan Pentingnya Membicarakan Kesehatan Reproduksi (Ilustrasi/FantaGSpot-CoupangPlay)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Baru-baru ini banyak warganet yang membicarakan tentang drama Korea berjudul “Fanta G Spot.” Drama ini bergendre dewasa, maka dari itu tidak heran jika banyak orang yang bilang bahwa drama korea yang diperankan oleh Hani EXID dan kawan-kawannya itu disebut sebagai drama yang cukup berani karena menyuguhkan banyak adegan vulgar.

Tapi bukan soal adegan dewasanya yang ingin saya bahas dalam tulisan ini, tapi soal bagaimana drama ini berani membicarakan hal-hal yang masih dianggap tabu oleh masyarakat umum,  misalnya soal orgasme perempuan dan menstruasi.

Drama Korea ini berkisah tentang perempuan bernama Son Hee Jae (Hani EXID) dan Hee Jae Min (Bae Woo Hee) yang memiliki keinginan untuk mengenali dan mencintai dirinya sendiri.

Seperti ditulis dalam banyak sinopsis, drama yang disutradarai oleh  Yoon Ra Young ini banyak menyuguhkan isu-isu yang sensitif, seperti hak perempuan untuk menikmati seks, isu tentang menstruasi dan tentang kesehatan reproduksi lainnya.

Semisal, pada episode 3, Son Hee Jae dan Hee Jae Min membawakan narasi dalam podcastnya dengan tema menstruasi.

Dalam episode tersebut mereka menyampaikan bahwa menstruasi itu bukan sesuatu yang tabu untuk dibicarakan, bahkan persoalan yang berhubungan dengan menstruasi seperti PMS atau premenstrual syndrome (sebuah sindrom ketika wanita merasakan rasa sakit secara fisik maupun emosi menjelang menstruasi), perubahan hormon dan hal-hal lainnya harus dibicarakan dan jangan dianggap tabu.

Tentu saja tujuannya supaya masyarakat umum dapat memahami bahwa menstruasi itu merupakan bagian dari hidup perempuan, dan pengalaman tersebut seringkali tidak enak bagi perempuan.

Sehingga dengan begitu, kita harus peka terhadap kondisi perempuan yang tengah mengalami menstruasi.

Di sisi lain, dalam episode ke 3, Son Hee Jae juga tidak malu untuk mengatakan pada teman laki-lakinya bahwa kondisinya sedang tidak baik hari itu, karena dia sedang menstruasi dan perutnya merasakan sakit yang luar biasa.

Menurut saya keberanian semacam ini harus terus disampaikan kepada setiap perempuan.

Karena banyak sekali perempuan yang masih merasa malu mengatakan bahwa dia tengah mengalami menstruasi.

Selain itu, banyak juga perempuan yang mengalami stigma negatif karena dia menstruasi. Misalnya dianggap kotor, menjijikan, dan terkutuk.

Oleh karenanya, lewat drama ini saya ingin mengajak untuk tidak tabu lagi membicarakan soal menstruasi.

Sebab menstruasi itu merupakan siklus reproduksi yang menandai sehat dan berfungsinya organ-organ reproduksi perempuan.

Lagi pula masa iya sudah tahun 2023 kita masih mau nyebut bahwa menstruasi itu kutukan perempuan.

Masa iya, kita juga mau terus percaya dengan mitos yang mengatakan bahwa perempuan yang tengah menstruasi itu perempuan kotor, najis dan menjijikan.

Bahkan di beberapa daerah masih ada yang meyakini bahwa menstruasi itu merupakan kutukan bagi perempuan.

Sehingga mereka harus diusir dan diasingkan dari berbagai kehidupan sosial. Menyedihkan sekali ya.

Padahal sudah sejak masa Nabi lho teman-teman, Islam mengatakan bahwa menstruasi  itu sama sekali bukan kutukan dan perempuan yang mengalaminya bukan makhluk yang kotor dan menjijikan.

Hal ini jelas sudah ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an Al-Baqarah ayat 222 berikut ini:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Artinya:

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haid itu adalah sesuatu yang bisa menimbulkan rasa sakit”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci.

Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

Ibu Nyai Nur Rofiah dalam Ngaji Kajian Islam Gender mengatakan bahwa ayat ini merupakan ayat yang mengubah cara pandang negatif atas perempuan yang sedang menstruasi karena dianggap kotor, menjijikan, dan kutukan bagi perempuan, kepada cara pandang yang  positif. Yakni, sikap simpati dan empati atas rasa sakit yang dialami oleh perempuan.

Sehingga dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa menstruasi merupakan sesuatu yang menimbulkan rasa sakit sehingga jauhilah mereka, bukan untuk diasingkan tapi justru untuk memberinya waktu sendiri dan tidak dibebani dengan hal apapun.

Dengan begitu, jelas sekali pesan Allah Swt dalam ayat di atas, ketika siapapun perempuan yang menstruasi harusnya ia mendapat perhatian khusus karena pengalaman biologis yang berbeda dari laki-laki.

Bukan malah dipermalukan, dianggap lebay atau dianggap sebagai manusia kotor dan menjijikan.

Di sisi lain, pandangan yang mengatakan bahwa  perempuan yang menstruasi itu adalah manusia yang kotor, menjijikan dan najis adalah sebuah ungkapan yang tidak berempati terhadap perempuan.

Karena pada dasarnya tubuh perempuan itu suci, sebagaimana tubuh laki-laki. Dan darah menstruasi sama sekali tidak bisa dijadikan argumentasi bahwa perempuan itu manusia kotor. []

Fitri Nurajizah

Fitri Nurajizah, biasa disapa Fitri. Saat ini bekerja sebagai staff admin media sosial mubadalah.id dan aktif di komunitas perempuan berkisah, cherbon feminist dan puan menulis. Fitri biasa mengabadikan kegiatan sehari-harinya di Instagram @fitri_nurajizah dan bisa dikontak melalui email fitrirul24@gmail.com atau 085221322714.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *