Dobrak Kebekuan Beragama, ‘Aisyiyah: Kuatkan Kesejahteraan Umat Melalui Islam Berkemajuan
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah dalam Pers Confrence, Siti Noordjannah Djohantini mengatakan Islam Berkemajuan sepertalian dengan gerak langkah ‘Aisyiyah guna merespon fenomena keagamaan sekarang ini.
“Kami ingin meneguhkan gerakan ‘Aisyiyah secara nasional dan mendorong kekuatan pada basis akar rumput. Gerakan akar rumput harus tersistem dengan baik dan rapi, sehingga kekuatan kapitalsosial yang dimiliki oleh ‘Aisyiyah bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan atau menguatkan kesejahteraan umat. Khususnya perempuan,” paparnya dalam konferensi pers, di Yogyakarta, Sabtu (16/11/2019).
Hal itu disampaikan saat ‘Aisyiyah menggelar Tanwir II periode 2015-2020, di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta mulai 16 sampai 18 November 2019 dengan tema “Dinamisasi Gerakan Menebar Islam Berkamjuan.” Selain itu, ‘Aisyiyah merupakan keselarasan dengan gagasan besar yang diusung oleh Muhammadiyah.
Kebekuan agama yang marak terjadi juga menjadi sorotan dalam Tanwir II ‘Aisyiyah. Sementara, terjadinya kebekuan dalam beragama salah satunya disebabkan karena sikap berlebihan dalam pengamalan ajaran agama.
“Sikap intoleran, keras, ekstrem, merendahkan martabat manusia, lebih-lebih perempuan, yang merupakan praktik yang sama sekali tidak mencerminkan Islam sebagai agama pembangun peradaban mulia (dinnul hadharah),” tegasnya.
Menurutnya, Islam berkemajuan itu setidaknya memiliki tiga karakter. Pertama, yaitu Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan dari segala bentuk keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan, dan ketidakadilan. Kedua, Islam yang melahirkan nilai utama yang melindungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi.
“Terakhir, Islam Berkemajuan adalah usaha untuk mewujudkan Islam dalam kehidupan yang tranformatif dan inklusi. Untuk mengghadirkan kehidupan yang damai, ‘Aisyiyah pada tingkat akar rumput supaya bisa mengambil lebih banyak peran untuk terwujudnya masyarakat yang damai rukun bersama. Karena sebagai bangsa, kita memiliki bekal kultur yang luar biasa dalam harmoniasasi untuk mengarakan masyarakat kearah berkemajuan,” jelasnya.
Lebih lanjut, gagasan besar Islam Berkemajuan juga bertalian erat dengan moderasi, washatiyah, serta sikap tidak berlebihan dalam beragama. Di sisi lain, gagasan yang dicetuskan oleh Muhammadiyah harus didalogkan dengan berbagai pihak untuk menjadi praksis gerakan pencerahan. Dan melalui dialog tersebut, diharapnny, punya pandangan Islam Berkemajuan bisa diterima secara luas.
‘Aisyiyah yang masuk abad kedua usianya juga berhasil mengembirkan umat melalui pemberdayaan ekonomi. Pemberdayaan sektor ekonomi yang digarap oleh ‘Aisyiyah menurutnya mengalami trend positif, karena selain pemberdayaan secara langsung, ‘Aisyiyah juga akan melalukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Dalam Tanwir II PP ‘Aisyiyah periode 2015-2020 juga akan dihadiri oleh Mentri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Efendi, Mentri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki, sekaligus dilakukan penandatangan MoU, serta Tanwir II PP ‘Aisyiyah kali ini juga terasa istimewa karena bersamaan dengan Tasyakuran Milad 100 Tahun Taman Kanak-kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA), disemarakan dengan education expo, persembahan lagu Milad 100 Tahun TK ABA, apresiasi pegiat TK ABA, serta penghargaan rekor MURI atas hand Printing TK ABA. (a’n)