Doa Rasulullah Saat Diusir dari Makkah

 Doa Rasulullah Saat Diusir dari Makkah

Titik Temu dan Titik Pisah Antara Asy’ariyah dan Wahabi-Taymiy (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUAN.COM – Tahukah Anda bahwa Rasulullah Saw pernah diusir dari tanah kelahirannya sendiri, Makkah. Betapa sedih mendapati kenyataan demikian karena di sana banyak keluarga dan saudara beliau.

Rasulullah tidak lantas marah, beliau memohon kepada Allah SWT. Begini doa Rasulullah Saw ketika diusir dari Makkah.

اللّهُمّ إلَيْك أَشْكُو ضَعْفَ قُوّتِي ، وَقِلّةَ حِيلَتِي ، وَهَوَانِي عَلَى النّاسِ، يَا أَرْحَمَ الرّاحِمِينَ ! أَنْتَ رَبّ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَأَنْتَ رَبّي ، إلَى مَنْ تَكِلُنِي ؟ إلَى بَعِيدٍ يَتَجَهّمُنِي ؟ أَمْ إلَى عَدُوّ مَلّكْتَهُ أَمْرِي ؟ إنْ لَمْ يَكُنْ بِك عَلَيّ غَضَبٌ فَلَا أُبَالِي ، وَلَكِنّ عَافِيَتَك هِيَ أَوْسَعُ لِي ، أَعُوذُ بِنُورِ وَجْهِك الّذِي أَشْرَقَتْ لَهُ الظّلُمَاتُ وَصَلُحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدّنْيَا وَالْآخِرَةِ مِنْ أَنْ تُنْزِلَ بِي غَضَبَك  أَوْ يَحِلّ عَلَيّ سُخْطُكَ، لَك الْعُتْبَى حَتّى تَرْضَى وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوّةَ إلّا بِك

“Allahumma inni asykuu ilaika dhu’fa quwwati wa qillata hiilati wa hawaani ala an-naasi, anta arhama ar-raahimina wa rabbul-mustadh’afin, anta Rabbi, ila man takiluni? Ila qaribin yatajahhamani, aw ia aduwwin mallaktahu amriy, in lam yakun bika alayya ghadhabun falaa ubaali, ghaira anna aafiyataka hiya awsa’u liy, audzu binnuri wajhika alladzi asraqat lahuaz-zhulumaatu wa shaluha alaihi amri ad-dunya wal-akhirati, an yanzilabi sakhatuka, laka al-utba hatta tardha, wa laa haula wa la quwwata illa bika.”

Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu kuadukan lemahnya kekuatanku, kekuranganku, siasatku, dan ketidakberdayaanu menghadapi manusia. Wahai Dzat Yang Mahapengasih di antara pengasih, Tuhan orang-orang yang lemah. Engkau Tuhanku, kepada siapa hendak Kau serahkan diriku? Kepada saudaraku yang bermuka masam padaku? Atau kepada musuh yang Kau kuasakan urusanku padanya?”

“Jika engkau tidak marah kepadaku, maka aku tidak peduli (apapun sikap orang kepadaku). Hanya saja ampunan-Mu lebih luas bagi diriku. Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari semua kegelapan, sehingga dengannya menjadi baik urusan dunia dan akhirat, dari kemarahan-Mu kepadaku atau tidak terima-Mu atas diriku. Milik-Mu lah keridhaan hingga Engkau ridha. Tidak ada daya upaya selain dengan-Mu.”

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *