Doa Nyapih Anak, Ijazah dari Syaikhona Kholil Bangkalan
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Anak merupakan karunia Allah yang sangat besar dan amanah yang harus dijaga oleh setiap orang tua. Tentang bagaimana cara mendidik dan mengasuh, agama telah memberikan penjelasan yang sedemikian rupa yang tertulis dalam teks-teks keagamaan baik Al-Qur’an, hadis maupun dalam berbagai karya tulis para ulama.
Artinya pola asuh dan pendidikan terhadap anak ini menjadi perhatian yang sangat besar. Karena anak merupakan anugerah terbesar yang harus dijaga dan dikembangkan.
Agar anak nanti tumbuh menjadi seseorang yang bisa membahagiakan kedua orangtua, agama, bangsa dan negara.
Salah satu bentuk perhatian tersebut dapat kita ketahui dari bagaimana cara memberikan asupan gizi yang cukup pada anak.
Terutama di awal pembentukan pertumbuhan bayi usia 0 sampai 2 tahun. Karena pada tahun inilah masa keemasan bagi bayi jika ditinjau dari perspektif kesehatan dan psikologinya.
Perhatian tersebut tampak disinggung oleh Al-Qur’an surat al-Baqarah/2: 233
وَالْوَالِدٰتُ يُرْضِعْنَ اَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ اَرَادَ اَنْ يُّتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۗ وَعَلَى الْمَوْلُوْدِ لَهٗ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۗ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ اِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَاۤرَّ وَالِدَةٌ ۢبِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُوْدٌ لَّهٗ بِوَلَدِهٖ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذٰلِكَ ۚ فَاِنْ اَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗوَاِنْ اَرَدْتُّمْ اَنْ تَسْتَرْضِعُوْٓا اَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اِذَا سَلَّمْتُمْ مَّآ اٰتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوْفِۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ 233
Artinya:
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna.
Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya.
Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya.
Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Dalam ayat ini, Al-Qur’an memberikan pengarahan bahwa dalam menyusui anak dengan ASI sekurang-kurangnya dua tahun pertama.
Setelah genap dua tahun, si bayi harus mulai disapih dari sang ibu, maksudnya dalam pemberian ASI.
Karena selanjutnya sang anak harus beradaptasi dengan suplemen-suplemen lain sebagai sarana tumbuh kembang anak. Perhatian tersebut juga disinggung dalam surat Luqman/31 ayat 14 dan Quram surat al-Ahqaf/46 ayat 15.
Seiring pertumbuhan bayi yang semakin besar. Sudah menjadi kewajiban bagi orang tua untuk menyapih dan memberikan pelajaran bagi sang anak untuk beradaptasi dengan suplemen-suplemen lain. Bagi orang tua, dalam upayanya menyapih bayi ini tidaklah mudah bagi ibu.
Karena terkadang si bayi masih ingin selalu dan mencari sang ibu untuk mencari sumber makanannya.
Naluri si bayi ini bisa dilepas hanya dengan menyapih. Oleh karena itu, tradisi di Indonesia tidak jarang para orang tua meminta para kiai untuk memberikan doa-doa agar si bayi dapat disapih dari ibunya.
Dalam proses menyapih ini, memang ada banyak para ulama jaman dahulu yang memberikan perhatian terhadapnya dengan menyusun doa-doa.
Salah satunya berasal dari Syekh Kholil Bangkalan yang di ijazahkan kepada kita. Doa tersebut dapat kita temukan dalam kitab karya KH. Bisri Musthofa Rembang yang berjudul al-Haqibah.
Doa tersebut campuran antara bahasa Jawa dan bahasa Arab. Adapun bacaan lengkapnya sebagai berikut:
Bismillahirrohmanirrohim. Jermo ratu. Si bayi laliyo duduh susu. Elingo sego lan banyu. Adem asrep sangking Alloh. Lailaha illallah muhammadurrosululloh.
Bismillahirrohmanirrohim. Jermo ratu. Si bayi lupalah dengan air susu. Ingatlah nasi dan air. Dingin dingin dari Allah. Lailaha illallah muhammadurrosululloh.
Dalam kitab tersebut diterangkan mengenai cara menggunakan doa tersebut. Yaitu setelah membaca doa di atas yang dihadapkan pada hidangan yang akan dimakan oleh si jabang bayi.
Selain itu, beliau juga menyarankan ketika mulai menyapih anak haruslah di awal hari yang baik. Beliau sangat menyarankan pada hari Jum’at.
Kita tahu bahwa hari Jum’at merupakan hari yang dimuliakan oleh Allah swt, hari yang memiliki istilah lain yaitu Sayyidul Ayyam (tuannya hari).
Karena keistimewaan dan keutamaan inilah yang juga turut diharapkan Syaikhona agar nanti mengawali nyapih bayi bisa mendapat keberkahan di dalamnya.
Dengan memilih hari tersebut, berdoa dengan hati yang ikhlas serta ikthtiar yang dilakukan oleh orang tua. Insya Allah, usaha nyapih si jabang bayi akan berhasil. []