Doa Nabi Khidir Ketika Menemui Rasulullah
HIDAYATUNA.COM – Nabi Khidir di beberapa hadis disebutkan masih hidup. Meski hidup sebelum jaman Rasulullah Saw, namun Khidir dikisahkan pernah bertemu Rasulullah.
Hal itu dikatakan Ibnu Syahin, ia bertutur: Kami diberitahu Musa bin Anas bin Khalid bin Abdullah bin Thalhah bin Musa bin Anas bin Malik.
Dia mendapatkan cerita dari ayahnya, dari Muhammad bin Abdullah al-Anshari, dari Hatim bin Abu Rawwad, dari Mu’adz bin Abdullah bin Abu Bakar; dia mendapatkan kisah ini dari ayahnya, yang bersumber dari Anas ra., yang menceritakan, “Suatu malam Rasulullah Saw. keluar rumah untuk satu keperluan. Aku mengikuti beliau di belakang. Tiba-tiba kami mendengar seseorang berdoa:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar Engkau menganugerahiku kerinduan orang-orang saleh terhadap se-suatu yang membuat mereka rindu.”
Mendengar doa itu, Rasulullah menjawab, Alangkah baiknya jika orang yang mengucapkan doa tersebut melanjutkan dengan doa setelahnya.’ Maka, orang misterius itu kembali berdoa:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar Engkau berken,, membantuku meraih sesuatu yang dapat menyelarnatkank„ dari sesuatu yang dengannya Kautakut-takuti aku.”
Membantu Rasulullah dalam Berdakwah
Rasulullah lantas berkata, ‘Demi Tuhan Pemilik Ka’bah, doa itu pasti terkabul, wahai Anas. Maka datangilah orang yang mengucapkan doa itu!’
Atas perintah Rasulullah, aku meminta lelaki itu berdoa agar Allah berkenan memasukkannya ke dalam golongan umat beliau. Supaya lelaki itu senantiasa membantunya dalam menyampaikan kebenaran yang beliau bawa, dan membenarkan kerasulannya.
Ketika kudatangi dan kukatakan kepadanya, `Wahai bapak hamba Allah, berdoalah untuk Rasulullah!’ Lelaki itu menjawab, `Siapakah engkau?’ Aku tidak ingin memberitahukan siapa diriku karena aku belum meminta izin kepada Rasulullah.
Akan tetapi, lelaki itu tidak mau mendoakan Rasulullah sampai aku memberitahunya. Aku pun kembali menemui Rasulullah dan melaporkan kejadian ini.
Doa Nabi Khidir untuk Rasulullah Saw
Rasulullah memerintahkanku supaya memberitahunya. Aku pun segera kembali menemui lelaki itu dan kukatakan kepadanya, ‘Aku utusan Rasulullah Saw. kepadamu.’
Lelaki itu segera menyambut, ‘Selamat datang, wahai utusan Rasulullah!’ Dia kemudian mendoakan Rasulullah, lalu berkata, ‘Sampaikan salamku dan katakan kepada Rasulullah bahwa aku adalah saudaranya, Khidir. Akulah yang seharusnya mendatanginya.’ Ketika aku beranjak, aku kembali mendengar lelaki itu berdoa:
“Ya Allah, jadikanlah aku bagian dari umat yang dirahmati dan diterima tobatnya ini.”
Sementara itu, dalam kitab al-Afrad, Daruquthni menuturkan, “Kami diberitahu Ahmad bin ‘Abbas al-Baghawi. Dia mendapat kisah dari Anas bin Khalid, dari Muhammad bin Abdullah.”
Daruquthni lalu menyebutkan kisah yang sama dengan kisah di atas. Muhammad bin Abdullah inilah yang dikenal dengan nama Abu Salamah al-Anshari, seorang perawi hadis yang sangat lemah.
Dia bukanlah guru Imam Bukhari yang merupakan seorang hakim di kota Basrah. Sebab guru Imam Bukhari adalah seorang perawi yang tepercaya, dan lebih tua dibandingkan Abu Salamah.
Sumber : Buku “Misteri Nabi Khidir”, karya Ibnu Hajar al-Asqalani.