Doa Iftitah Riwayat Umar bin Khattab
![Doa Iftitah Riwayat Umar bin Khattab](https://i0.wp.com/hidayatuna.com/wp-content/uploads/2021/01/Doa-Iftitah-yang-Dibaca-Rasulullah-Saat-Diam-dalam-Salat.jpg?resize=850%2C560&ssl=1)
I’tikaf Sebagai Seni Meditasi dalam Islam (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM – Rasulullah SAW diriwayatkan senang mengamalkan doa iftitah secara beragam. Salah satu doa iftitah yang dibaca oleh Rasulullah ialah yang diriwayatkan oleh Sayyidina Umar.
Periwayatan tersebut oleh Imam Ahmad atas beberapa alasan. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitab Fikih Salat sebagaimana dikutip dari Republika.co.id menjelaskan alasa Imam Ahmad memilih doa iftitah riwayat Sayyidina Umar.
Pertama, karena Sayyidina Umar mengeraskan bacaannya dan mengajarkan kepada para sahabat. Kedua, isinya mengandung beberapa kalimat yang utama.
Sebab seutama-utama kalimat setelah Alquran adalah kalimat tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir. Maka cakupan isinya menjadi satu bersama takbiratul ihram.
Ketiga, mengandung pujian kepada Allah dengan tulus dan ikhlas. Di samping juga mengandung permohonan doa, sedangkan pujian kepada Allah lebih utama dibandingkan dengan doa.
Keempat, doa-doa iftitah yang dibaca Rasulullah SAW pada salat malam. Oleh karena itu Sayyidina Umar membaca doa ini dan mengajarkannya kepada para sahabat lain pada shalat fardhu.
Kelima, doa iftitah ini mengandung pujian kepada Allah dan juga informasi mengenai kesempurnaan sifat-sifat dan kemulian-Nya. Berbeda dengan doa-doa iftitah yang lain.
Keenam, orang yang memilih wajhatu wajhiya berarti kurang sempurna karena dia mengambil satu kalimat dan meninggalkan sebagian yang lain. Berbeda dengan doa iftitah dengan redaksi Subhanakallahuma, yang mana doa ini mencakup segalanya.
Bacaan Doa Iftitah Riwayat Sayyidina Umar
Banyak sekali keutamaan daripada doa iftitah riwayat Umar bin Khattab ini, semoga dengan membacanya mendapatkan pahala sunah seperti yang dicontohkan Rasulullah Saw.
Inilah bacaan doa iftitah riwayat Umar bin Khattab yang bisa Anda amalkan:
(× 3) سبحانك اللهم وبحمدك، وتبارك اسمك، وتعالى جدك، ولا إله غيرك، لا إله إلا الله (3 ×)، الله أكبر كبيرا
“Subhaanakallaahumma wa bihamdika, wa tabaarokasmuka, wa ta’aalaa jadduka, wa laa ilaaha ghairuka. Laa ilaaha illallaah (3x). Allaahu akbar kabiiroo (3x).”
Artinya:
“Maha Suci Engkau ya Allah, aku memuji Mu, Maha Berkah akan nama -Mu, Maha Tinggi kekayaan serta kebesaran Mu, tak terdapat sesembahan lain yang berhak untuk disembah selain Engkau. Tidak terdapat sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah (3x). Allah Maha Besar (3x).” (HR. Abu Dawud no. 775 dari Abu Sa’id Al-Khudri. Dishahihkan dalam Shahih Abi Dawud).