Dituduh Kafir, Habib Umar Assegaf diserang Kelompok Intoleran
HIDAYATUNA.COM – Habib Umar Assegaf dan putranya diserang sekelompok masa intoleran yang mengatasnamakan Laskar Solo, Sabtu (8/8). Mereka menuduh Habib Umar Assegaf kafir karena mengikuti acara Midodareni.
Kejadian ini bermula saat Habib umar dan keluarganya mengikuti acara Midodarani atau doa pernikahan di kediaman Almarhum Habib Assegaf Al-Jufri Solo.
Lantas sekelompok masa yang mengatasnamakan Laskar Solo membubarkan acara tersebut karena meraka anggap haram dan tidak ada dalilnya dalam Islam.
Saat itu sekitar 30 orang jamaah mengikuti kegiatan doa khusuk di rumah Almarhum Assegaf bin Jufri. Lantas sejumlah masa berbusana muslim dan mengenakan tutup kepala tiba-tiba menggeruduk rumah Habib Asegaf dan membubarkan acara tersebut karena menganggap kegiatan itu terlarang.
Laskar Solo tersebut mempertanyakan kegiatan yang sedang berlangsung dan berteriak-teriak “Allahu Akbar, Bubar, Kafir”. Bahkan ada yang mengatakan “darah kalian halal, Bunuh” dan lain sebagainya.
Kelompok Laskar Solo yang berjumlah ratusan orang tersebut lantas semakin anarkis dengan merusak sejumlah mobil dan memukuli beberapa anggota keluarga.
Tidak lama kemudian Habib Umar Assegaf (54 tahun), Habib Hadi Umar (15 tahun) dan Habib Husin Abdullah (57 tahun) yang melewati kerumunan masa tersebut lantas dikeroyok.
Dikecam Anggota Keluarga
Setelah kejadian tersebut muncul rekaman video dari keluarga habib Umar yang mengecam tindakan tersebut dan menyebut solo sudah dalam zona berbahaya penyebaran takfiri (kelompok yang mudah mengkafirkan)
Pada malam hari ini beberpa jam lalu tertanggal 8 Agustus 2020 kembali terjadi di Kota Solo, Jawa Tengah penghasutan dan provokasi yang dilakukan oleh kalangan-kalangan intoleran kalangan takfiri. Dimana tiga saudara kami bapak Habib Umar Assegaf dan kedua anaknya mengalami cedera serius dikarenakan pengeroyokan dan penganiayaan.” Ucap akun bernama @nekbong_new
“Yang terhormat bapak presiden, yang kami banggakan dan khususnya kepada bapak Kapolri yang seharusnya kami andalkan. Kejadian ini bukan sekali dua kali dan sudah tejadi berulangkali di berbagai daerah di Indoensia”. lanjutnya
“Dan khususon kami mengingatkan Kapolri bahwa Kota Solo telah menjadi wilayah epicentrum penyebaran takfiri yang lebih berhaya dari Covid-19.” Tutur @nekbong_new
Terakhir ia menyebut bahwa hal ini karena imbas ketidak seriusan pemerintah mencegah kelompok-kelompok intoleran seperti ini :
“Yang kami pertanyakan sejauh mana keseriusan pemerintah dalam menganggulangi hal demikian. Pencegahan sampai hari ini tidak maksimal dan optimal. Selalu kejadian seperti ini yang terjadi dan terulang kembali”. Tutupnya.