Tiap Hari Anak Santri Makan Pisang Mentah dan Kelapa Tua

 Tiap Hari Anak Santri Makan Pisang Mentah dan Kelapa Tua

HIDAYATUNA.COM, Bayusuri – Dengan Penuh Keterbatasan bangunan yang jauh dari layak huni terbuat dari bambu itu seolah menjadi saksi ketekunan dalam menuntut ilmu dan kesederhanaan ratusan santri di Pondok Pesantren Manahil Irfan, di Kacamatan Bayusuri, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Mereka bertahan dalam kondisi yang sangat seadanya dan apa adanya. Di musim kemarau ini air bersih yang sangat sulit didapat. Beruntung bila turun hujan, airnya bisa dimanfaatkan untuk memasak dan keperluan lain. Sementara sungai terdekat jaraknya tiga kilometer.

Tidak heran apa bila melihat para santri makan ala kadarnya. Maklum, rata-rata mereka berasal dari keluarga tidak mampu. Junarti Abbas (10), misalnya, terpaksa harus makan pisang mentah bakar lagi. Baginya ini hal biasa. Jika bosan, mereka makan kelapa tua yang diambil langsung dari pohon. Hanya untuk kenyang, agar tak kelaparan.

Ustadz H. Ahmad Yani dari Dewan Masjid Indonesia (DMI), yang pernah berkunjung ke sana menceritakan betapa kondisi pesantren yang memprihatinkan namun dengan semangat para santri yang sangat tangguh. “Untuk keperluan air bersih buat wudhu, masak, dan lain-lain harus beli Rp 250.000/tangki mobil. Sedangkan santrinya mandi di sungai, itupun seminggu sekali,” katanya.

Sementara pada bulan Ramadhan, seluruh guru dan santri bersafari Ramadhan memberikan ceramah ke 80 masjid di kampung-kampung dengan menggunakan mobil bak terbuka.

Tidak mengherankan bila ponpes yang berada di kawasan mayoritas Katolik ini, sangat mengharapkan bantuan dari para donatur muslim yang berbaik hati. Sebab jika tidak, bantuan itu malah datang dari gereja dan para misionaris.

Kabar miris itu kini terdengar lebih kencang saat kiriman beras dari donatur ke pesantren tersendat belakangan ini. Dengan santri sebanyak 360 orang, kebutuhan beras diperkirakan 80 karung, yang masing-masing karung seberat 25 kilogram atau sekitar 2 ton per bulan. (*)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *