Dewasa Bukan Tentang Umur, Dewasa Itu Jika?

 Dewasa Bukan Tentang Umur, Dewasa Itu Jika?

Ilustrasi/Hidayatuna

HIDAYATUNA.COM – Umur kerap kali dijadikan sebagai patokan untuk menilai kedewasaan seseorang. Namun, apakah benar begitu?

Buktinya, tidak sedikit orang yang umurnya masih dini, namun ia mampu memiliki sikap layaknya orang dewasa. Dengan adanya fenomena tersebut dan bukan hanya satu atau dua orang saja, maka kedewasaan seseorang tidaklah melulu soal umur.

Umur bisa saja tua, tetapi dewasa itu bukan berarti matang dalam segi umur. Tetapi ada aspek lainnya yang bisa kamu gunakan untuk menilai apakah orang tersebut tergolong dewasa atau tidak.

Bahkan ada juga yang masih umur kanak-kanak, tetapi ia sudah bisa menunjukkan sifat layaknya orang dewasa. Hal tersebut bisa terjadi karena pengaruh lingkungan di sekitarnya maupun ajaran dari orangtuanya yang sudah membiasakan untuk bersikap seperti itu.

Lalu, hal apa saja yang bisa menjadi pedoman kita untuk menilai orang tersebut dewasa atau tidak?

Tidak Menolak Kritik dan Saran dari Orang Lain

Orang yang dewasa itu ketika dirinya tidak menolak kritik serta saran yang diberikan oleh orang lain. Sebagai manusia, kita memang memiliki aktivitas yang mengharuskan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Apa yang kita kerjakan, jika memang hal tersebut belum benar, maka akan ada kritik maupun saran yang diberikan untuk memperbaikinya.

Namun, tidak sedikit orang yang saat diberikan kritik justru tidak terima, menolak, bahkan marah-marah. Selama kritik dan saran tersebut disampaikan dengan cara yang baik dan membangun, maka kamu bisa meresponnya dengan baik juga. Sehingga, inilah yang bisa menunjukkan sikap dewasamu.

Bisa Menolak dengan Cara yang Baik

Dewasa itu saat kamu bisa memberikan penolakan dengan cara yang baik. Sebagai manusia, kita tentu saja berhak untuk menolak. Di mana hal tersebut saat kita merasa tidak mampu untuk melakukannya atau jika nanti menerima tawaran tersebut, maka merasa tidak yakin bisa menjalankannya dengan baik.

Namun, untuk memberikan penolakan seharusnya dilakukan secara baik dan sopan. Misalnya didahului dengan permintaan maaf dan menyampaikan ketidaksanggupan kamu. Jadi, tidak langsung menolaknya atau menghindarinya yang berpotensi membuat sakit hati.

Mampu Mengelola Aktivitas dan Waktu Secara Bijak

Dewasa itu saat kamu mampu mengelola aktivitas dan waktu secara bijak. Yang mana saat kamu memiliki banyak aktivitas, maka jangan sampai mengorbankan kesehatanmu. Kamu bisa memilih aktivitas yang bermanfaat untuk dilakukan. Dengan begitu, energimu tidak terkuras habis dan membuat tubuh jatuh sakit.

Kamudian, bijaklah dalam mengelola waktu. Kapan kamu harus mengerjakan pekerjaan, kapan kamu harus beristirahat, dan kapan kamu harus berlibur, semuanya harus diatur sebaik mungkin.

Jangan sampai ada yang terlalu berlebihan atau terlalu kurang yang membuat aktivitasmu tidak berjalan maksimal. Dengan pengelolaan waktu yang baik, maka hal ini juga berdampak pada progres dan hasilnya di kemudian hari, sekaligus membuatmu lebih disiplin.

Meminta Maaf Saat Bersalah Dan Berterima Kasih Dengan Tulus
Saat kamu merasa berbuat salah, maka jangan gengsi untuk meminta maaf. Jika kamu memang dewasa, maka sadarilah kesalahan itu, segera meminta maaf, dan mengevaluasi kesalahan tersebut.

Kemudian jika kamu sudah menerima sesuatu, baik itu barang maupun bantuan dari orang lain, juga jangan gengsi untuk berterima kasih. Mengucapkan terima kasih bisa membuat hatimu lega dan orang yang menerima ucapan itu juga merasa dihargai.

Itulah beberapa hal yang menunjukkan kedewasaan seseorang. Jadi, dewasa itu bukan saja tentang umur. Umurmu boleh saja bertambah, tapi apakah kamu sudah benar-benar dewasa?

Widya Resti Oktaviana

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *