Dewan Hubungan Amerika-Islam Desak Pemerintah US Hentikan Pertumbuhan Ideologi Supremasi

 Dewan Hubungan Amerika-Islam Desak Pemerintah US Hentikan Pertumbuhan Ideologi Supremasi

Jelajah Islam di Amerika Serikat (Ilustrasi/Wikipedia)

HIDAYATUNA.COM, Amerika Serikat – The Council on American-Islamic Relations (CAIR) mendesak para pemimpin politik untuk berhenti menoleransi, menerima dan menguatkan ideologi supremasi.

Hal ini terjadi setelah penembakan massal mematikan yang bermotif rasial di negara bagian Florida, AS.

Seorang pria kulit putih menembak mati tiga orang di dalam toko Dollar General di Jacksonville, Florida, Sabtu pagi di lingkungan yang didominasi kulit hitam.

Terduga penembak, yang bunuh diri di tempat kejadian, dilaporkan menggunakan satu senjata yang dilukis dengan swastika Nazi dan meninggalkan tiga manifesto yang menguraikan ideologi kebencian dan motifnya dalam serangan tersebut.

“Penembakan ini bermotif rasial dan dia membenci orang kulit hitam,” kata Sheriff Jacksonville TK Waters, sebagaimana dikutip dari IQNA.

Direktur Eksekutif CAIR-FL Imam Abdullah Jaber mengatakan,

“Ini adalah konsekuensi dari penolakan negara kita terhadap rasisme. Ini adalah kebencian yang tidak terkendali.

Kita harus bertanya pada diri sendiri, apakah tiga nyawa yang hilang ini akan kembali merugikan kita? Kami terlambat, tapi kami masih bisa mengambil tindakan.

Kita harus bersama-sama mengupayakan kebijakan yang memprioritaskan keselamatan publik dan melawan penyebaran ideologi yang didasarkan pada diskriminasi dan kebencian.

Saya meminta para pengambil kebijakan untuk berhenti mempermainkan kehidupan masyarakat,” imbuhnya.

Kita tidak perlu sekedar retorika dan kata-kata duka yang hampa bagi para korban dan keluarganya.

Para pengambil kebijakan perlu mengambil tindakan yang benar demi mereka dan untuk mereka dengan cara yang paling kuat.

Dalam sebuah pernyataan, Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad mengatakan,

“Sangat penting bagi para pemimpin politik untuk berhenti menoleransi, menerima dan menguatkan ideologi supremasi kulit putih yang memicu kekerasan mengerikan seperti serangan rasis terbaru terhadap orang kulit hitam Amerika.

Insiden yang menghancurkan ini juga menjadi pengingat yang menyakitkan akan kebutuhan mendesak akan kebijakan dan langkah-langkah legislatif yang mengatasi ancaman nyata yang telah menghantui negara kita tidak hanya dalam beberapa tahun terakhir, namun selama berabad-abad.

Masing-masing tragedi ini juga harus menjadi seruan kolektif untuk bertindak menuju perubahan sosial yang berarti.”

Dia menambahkan bahwa awal bulan ini, CAIR menyambut baik penangkapan seorang tersangka penganut supremasi kulit putih yang dituduh mengancam juri dan saksi dalam persidangan penembakan massal di Pittsburgh Tree of Life.

Pada bulan Juni, CAIR menyatakan solidaritasnya dengan komunitas Yahudi setelah neo-Nazi berunjuk rasa di luar sinagoga di Georgia dan bulan ini mengutuk distribusi CD propaganda neo-Nazi ke rumah-rumah di Miles City, Mont.

Awad juga mencatat bahwa CAIR di masa lalu mendukung undang-undang yang akan menaikkan usia pembelian senapan semi-otomatis dari 18 menjadi 21 tahun; melarang impor, penjualan, pembuatan, pemindahan atau kepemilikan magasin amunisi berkapasitas tinggi; mengubah definisi “senjata hantu” untuk mewajibkan pemeriksaan latar belakang pada semua penjualan; dan menetapkan persyaratan baru untuk menyimpan senjata di rumah.

Dia mengatakan CAIR yang berbasis di Washington, DC, dan komunitas Muslim Amerika berdiri dalam solidaritas terhadap semua orang yang menentang antisemitisme, rasisme anti-kulit hitam yang sistemik, xenofobia, Islamofobia, supremasi kulit putih, dan segala bentuk kefanatikan lainnya. []

Lutfi Maulida

Saat ini aktif di Komunitas Puan Menulis dan AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Yogyakarta. Perempuan yang menyukai bacaan, film/series dan kuliner. Dapat disapa melalui Instagram @fivy_maulidah dan surel lutfimaulida012@gmail.com

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *