Dalil-Dalil Mandi Junub Bersama Suami
HIDAYATUNA.COM – Dalam Islam, suami mandi junub bareng istri, atau istri mandi junub bareng suami, hukumnya diperbolehkan. Tidak masalah bagi pasangan suami-istri mandi junub bersama setelah melakukan hubungan badan, baik dalam satu kamar mandi maupun dalam satu wadah. Meskipun sama-sama melihat aurat satu sama lain
Di antara dalil yang dijadikan dasar kebolehan mandi junub bersama pasangan setelah melakukan hubungan badan adalah hadis riwayat riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim, dari Sayidah Aisyah, dia berkata;
كُنْتُ أغْتَسِلُ أنَا وَالنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مِنْ إنَاءٍ وَاحِدٍ، مِنْ قَدَحٍ يُقَالُ لَهُ: الفَرَقُ
Aku pernah mandi bersama Nabi Saw dari satu ember terbuat dari tembikar yang disebut Al-Faraq.
Juga hadis riwayat Imam Al-Bukhari dari Ibnu Abbas, dia berkata;
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَيْمُونَةَ كَانَا يَغْتَسِلَانِ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ
Berdasarkan dua hadis di atas, dan hadis-hadis yang lain, para ulama berpendapat bahwa mandi bersama pasangan setelah melakukan hubungan badan hukumnya boleh. Bahkan menurut Imam Nawawi, kebolehan ini sudah disepakati oleh seluruh kaum muslimin. Beliau berkata dalam kitab Syarh Shahih Muslim sebagai berikut;
وأما تطهير الرجل والمرأة من إناء واحد، فهو جائز بإجماع المسلمين
Adapun bersucinya suami dan istri dalam satu ember hukumnya boleh menurut kesepakatan seluruh kaum muslimin.
مِمَّا لاَ خِلاَفَ فِيهِ أَيْضًا: أَنَّ لِكُل وَاحِدٍ مِنَ الزَّوْجَيْنِ أَنْ يَغْتَسِل بِحُضُورِ الآْخَرِ، وَهُوَ بَادِي الْعَوْرَة لِلْحَدِيثِ الْمُتَقَدِّمِ: احْفَظْ عَوْرَتَكَ إِلاَّ مِنْ زَوْجَتِكَ، أَوْ مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ. وَلِحَدِيثِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كُنْتُ أَغْتَسِل أَنَا وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ مِنْ قَدَحٍ، يُقَال لَهُ: الْفَرَقُ
Di antara perkara yang tidak diperselisihkan adalah kebolehan antara suami dan istri untuk mandi di hadapan yang lain, meskipun menampakkan aurat. Ini berdasarkan hadis yang lalu: Jagalah auratmu kecuali dari istrimu atau budakmu. Juga berdasarkan hadis Aisyah, dia berkata: Aku pernah mandi bersama Nabi Saw dari satu ember terbuat dari tembikar yang disebut Al-Faraq.