Coba Cara Ini Ketika Merasa Iman Mulai Melemah
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Saat energi iman melemah hawa nafsu menjadi raja. Diri sudah seperti hamba sahaya. Apapun yang dibisikkannya diturutkan saja.
Padahal ia tahu kalau itu berdosa. Seolah ilmu agama tidak berdaya. Melawan gejolak nafsu yang semakin membara dan iman yang mulai melemah.
Kalau pun diingatkan ancaman neraka ia merasa biasa saja. Tak ada rasa takut atau waspada.
Yang penting baginya apa yang dihasratkan terpuaskan. Peringatan Allah ia lupakan. Bisikan nurani ia abaikan.
Dalam hatinya, “Puaskan saja dulu, nanti bisa bertaubat…”.
Tidakkah ia sadar bahwa taubat bisa saja tak sempat, karena ajal sudah mendekat. Atau apakah ia yakin Allah akan menerima taubat yang dibuat-buat.
Tidak ada penyesalan yang sangat. Sekarang bermaksiat nanti bertaubat.
Ketika ancaman neraka tidak mempan. Rayuan surga juga tidak menggiurkan. Coba ingatkan diri syair berikut ini:
خلق الله للحرب رجالا ورجالا لقصعة وثريد
Artinya: “Ada manusia Allah ciptakan untuk berperang.”
Tapi ada yang tercipta untuk nampan dan roti kering
Wahai diri, apakah engkau mau jadi manusia yang diciptakan untuk sesuatu yang besar? Sesuatu yang menantang?
Sesuatu yang tidak semua orang bisa melakukannya? Sesuatu yang membuat dirimu terhormat dunia akhirat?
Sesuatu yang ketika engkau sudah meninggal sangat indah untuk dikenang?
Ataukah engkau lebih suka jadi manusia korban nafsu dan syahwat. Setiap hari mesti ada yang ‘dilihat’.
Meski engkau tahu itu maksiat. Dan engkau tahu bahwa Allah melihat.
Engkau tahu mereka mencari uang dengan menjajakan aurat. Lalu engkau memperkaya mereka dan mengorbankan akhirat?
Tidakkah engkau merasa hina, rendah dan tak berharga? Apalagi engkau tahu itu dosa. Kalau tidak pada Allah engkau merasa malu lalu pada siapa?
Wahai diri, kembalilah. Dia tetap sayang padamu. Melebihi sayang orang tuamu. Kembalilah dengan pengakuan dan tekad.
“Ya Allah, hambamu yang lemah, berlumuran dosa, memohon pada-Mu, berikan hamba kekuatan untuk mengutamakan ridha-Mu dari segalanya. Hamba berjanji untuk membuat-Mu bangga punya hamba sepertiku.”
اللهم أصلح أحوالنا وزك نفوسنا وطهر قلوبنا، آمين
[]