Ciri Orang yang Beriman dalam Alquran
HIDAYATUNA.COM – Seperti orang yang baru lulus dari dunia pencak silat yang kepingin ‘mencak’ terus, saya di Surabaya yang baru boyong dari Ploso 2002 ingin tahu kualitas para ustaz yang melakukan pengajian di Surabaya.
Satu persatu saya ikut menjadi jamaah pengajian, kesukaan saya saat itu mendeteksi kesalahan gramatika Arabnya. Dari situ saya dapat mengukur keilmuannya. Tapi saya tidak sampai menegur, sebab terkadang uraiannya betul.
Beberapa saat setelah saya ikut gabung organisasi para Khotib di Masjid Al-Islah Jl Kenjeran, ada perdebatan kecil soal ilmu fikih. Ustaz Luqman ini tampil berbicara, uraiannya bagus, bacaan kitabnya teliti, bahkan saat membaca teks Arab dengan intonasi tertentu saya sudah bisa memahami maknanya. Saya berfirasat: “Ini baru orang alim”.
Saya pun langsung meminta alamat beliau. Malam harinya saya sowan beliau, ternyata beliau alumni PP Al-Amin, Ambulu Jember, santri dari KH Imam Ghazali yang menjabat Wakil Rais PCNU Jember.
Kepada beliau saya ngaji kitab Ihya’, khususnya Juz 3. Sebab beliau meriwayatkan dari gurunya bahwa KH Abdul Hamid, Pasuruan, dawuh: “Intisari kitab Ihya’ adalah Juz 3”.
Kami terus tumbuh dan khidmah bersama, mulai dari Lembaga Bahtsul Masail PCNU Surabaya hingga sekarang di PWNU Jatim.
Saya menemukan ‘Sahabat yang langka’ pada sosok Ustaz Luqman seperti yang diabadikan dalam ayat berikut:
وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَّا هُمْ ۗ
“… Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat (sesama teman) itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini”. (Şād: 24)