Cintai Dirimu! Inilah “Self-Love” Menurut Pandangan Islam

 Cintai Dirimu! Inilah “Self-Love” Menurut Pandangan Islam

Membincang Filantropi Islam, ‘Bahasa Cinta’ untuk Sesama (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Sering kita melihat banyak orang berlomba-lomba untuk mempercantik tubuh dan wajahnya agar mendapat pengakuan dari lingkungan. Tak jarang mereka melakukan beragam cara untuk mengikuti standar kecantikan dan ketampanan masyarakat.

Tanpa disadari mengikuti standar kecantikan dan ketampanan di masyarakat membuat sebagian dari kita merasa lelah sendiri. Namun jika berhenti, justru yang terjadi adalah penolakan masyarakat terhadap diri kita karena dianggap tidak memenuhi standar nilai setempat. Menyakitkan sekali bukan?

Tak jarang pula dari kita mengalami kondisi stres hingga depresi akibat hal-hal lahiriah semacam itu. Bahkan kerap membuat diri kita semakin membenci kondisi kita yang jauh dari standar masyarakat.

Padahal membenci diri sendiri itu bukan tindakan yang pas. Siapa lagi yang akan mencintai dirimu kalau bukan dirimu sendiri? Maka dari itu, istilah self-love perlu digaungkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa menerima kondisi fisik merupakan hal yang juga diajarkan oleh agama, salah satunya dalam Islam.

Cinta Diri Bukan Narsisisme

Mengomentari diri dengan kata-kata yang menghakimi cenderung muncul saat kita tidak mencintai diri sendiri. Self-love atau cinta diri bukan narsisisme, sebab orang yang narsis menganggap dirinya paling benar, egois, congkak dan rakus perhatian.

Sedangkan orang yang mencintai diri sendiri adalah orang yang mampu menghargai dirinya sendiri. Ia mampu bersahabat dengan dirinya sendiri sehingga bisa menjadi individu yang lebih baik untuk dirinya dan orang lain.

Tentu saja self-love sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak cinta diri, ia akan mencambuk dirinya berlarut-larut ketika melakukan kesalahan kecil. Menyalahkan dirinya dengan kata-kata kasar dan tidak mensyukuri apa yang telah ia dapatkan. Sebab ia menganggap dirinya tidak pantas diterima orang lain, dia merasa tidak becus menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Penampilan fisik yang menurut kita kurang menarik, juga kerap menjadi penyebab self-loathing atau membenci diri sendiri secara berlebihan. Tentu saja hal ini tidak baik bagi kesehatan mental, sebab diri kita hanya akan fokus mempercantik diri.  Tanpa menyadari bahwa manusia dilahirkan secara sempurna dengan kelebihan dan kekurangannya.

Self-love dalam Pandangan Islam

Sejak ribuan tahun yang lalu, self-love sudah diajarkan di dalam agama Islam. Self-love merupakan cinta dan kasih sayang yang kita berikan tanpa syarat kepada diri kita sendiri bagaimanapun kondisinya.

Islam menyebut cinta terhadap diri sendiri bukan suatu bentuk kesombongan maupun egois. Tetapi self-love adalah suatu hal yang menjadi kodratnya manusia. Konsep mencintai diri sendiri akan membuat seseorang mampu mengambil keputusan yang akan membawa dampak positif bagi dirinya.

Orang yang self-love akan menghargai dan menjaga kesehatan fisik serta mentalnya. Bahkan di dalam Islam terdapat sebuah ungkapan ulama sufi yang terkenal Yahya bin Muadz Ar-Razi, menegaskan bahwa mencintai diri sendiri adalah bentuk cinta kepada Allah. Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu, yang artinya “barangsiapa mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.”

Sungguh seorang Muslim yang terbaik bukanlah ia yang tidak pernah berbuat kesalahan. Melainkan mereka yang setiap melakukan kesalahan sadar dan mengakuinya, menerimanya kemudian berusaha bangkit untuk memperbaiki ke arah yang lebih baik.

Dengan demikian, konsep self-love ini perlu dipahami dengan ilmu agama supaya tidak salah kaprah dalam implementasinya. Sebab self-love yang benar sebaiknya didasarkan pada cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, sebab itulah cinta tertinggi dan sebenar-benarnya cinta.

Tips Self-love ala Imam Al-Ghazali

Menurut kitab Mukasyafatul Qulub, Imam Al-Ghazali menjelaskan empat tips supaya kita bisa mencintai diri sendiri dengan tepat sesuai ajaran Islam. Pertama, dengan menjauhkan diri dari berbuat dosa. Sebab dosa bisa menyebabkan murkanya Allah.

Tips kedua adalah dengan bertaubat saat menyadari kesalahannya. Sebagai tempatnya salah dan dosa, manusia perlu memperbaiki diri dan tidak mengulang kesalahan. Sebab jika kita cinta kepada diri sendiri, kita akan kembali kepada Allah setelah kekhilafan.

Tips ketiga yaitu dengan berbuat kebaikan. Sebab perilaku inilah yang nantinya menjadi pelindung di hari akhir. Jika mencintai diri sendiri, tentu akan semakin menyadarkan kita bahwa kita perlu memperbanyak amal shalih.

Tips yang terakhir adalah ikhlas, berserah diri kepada Allah. Sebab sebanyak apapun perbuatan baik jika tanpa didasari rasa ikhlas hanyalah sia-sia belaka.

“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (al-Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.” (Q.S. Az-Zumar: 2)

 

Arini Sa’adah

Freelance Writer

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *