Cinta yang Disesali

 Cinta yang Disesali

Pesan Imam Syafi’i untuk Orang yang Sedang Patah Hati (Foto/Pexels_Pixabay)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Siapa orang tua yang tidak cinta anaknya. Dari sekian banyak cinta, hanya cinta orang tua cinta tak bersyarat.

Cinta-cinta yang lain adalah cinta bersyarat, cinta selama ia menarik, cinta selama masih berguna, cinta kalau dicintai, dan seterusnya.

Tapi tak jarang cinta orang tua ‘berbahaya’ bagi anaknya. Hal ini karena penempatan cinta yang keliru.
Ini yang dirasakan oleh Al-Mu’tashim. Ia adalah putera Harun Ar-Rasyid, Khalifah Bani Abbasiyah yang terkenal.
Suatu hari, Harun bertanya pada puteranya Mu’tashim tentang temannya yang biasa menemaninya pergi ke Kuttab. Mu’tashim menjawab :
مات واستراح من الكتاب
Artinya: “Ia meninggal dan bebas dari Kuttab.”
Mendengar jawaban itu Harun berkata:
“Sampai segitunya engkau membenci Kuttab? Kalau begitu engkau tidak perlu lagi ke sana.”
Akhirnya Harun membiarkan anaknya bermainbermain, tidak menyuruhnya untuk pergi ke Kuttab karena ia tidak suka.
Apa akibatnya? Mu’tashim sering salah dalam bicara (lahn). Tulisannya pun lemah. Ini dua hal yang dinilai aib di kalangan Arab masa itu terutama kalau terjadi pada para tokoh. Apalagi akhirnya Mu’tashim menjadi khalifah.
Menyadari kekurangannya ini Mu’tashim berkata:
أضر بنا حب هارون
Artinya:
“Cinta Harun telah merugikan kami.”
Ketika orang tua memanjakan anak, ia memang akan mendapatkan senyum dan tawanya. Tapi kelak ia akan disesali dan mungkin dibenci.
Ketika orang tua sedikit memaksa anak, ia mungkin akan melihat wajah masam dan rasa jengkelnya. Tapi kelak ia akan dipuji dan dicintai.
Pilihan ada di tangan orang tua. Ingin kebahagiaan sesaat tapi berbuah penyesalan atau ‘derita’ sesaat tapi berbuah kebahagiaan dan penghargaan.
والله ولي التوفيق
[]

Yendri Junaidi

Pengajar STIT Diniyah Putri Rahmah El Yunusiyah Padang Panjang. Pernah belajar di Al Azhar University, Cairo.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *