Cerita Gus Dur Soal Joko Tingkir Dalam Tembang Sigro Milir
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama dan juga presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah mengkisahkan tentang “Tembang Sigro Milir”. Tembang ini menceritakan kisah Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yakni Raja Kerajaan Pajang pertama.
Joko Tingkir sendiri merupakan sultan pertama dari Kesultanan Pajang. Menurut Gus Dur, “Tembang Sigro Milir” erat kaitannya dengan Joko Tingkir soal pemberontakan Sutawijaya yang merupakan anak angkatnya sendiri.
“Patang puluh (empat puluh) kanuragan artinya itu kesaktian. Jadi ceritanya Joko Tingkir hendak pulang ke Pajang dari Sumenep masuk Bengawan Solo, dekat dari Pringgoboyo,” kata Gus Dur dalam video singkat yang diunggah akun instagram @galeri_maha, Jumat (26/08/2022).
Menurut Gus Dur, Pringgoboyo dahulunya adalah sebuah pulau. Kemudian Joko Tingkir mampir ke tempat tersebut untuk mengisi perbekalan.
Malam harinya, Joko Tingkir bermimpi bertemu dengan gurunya yakni Sunan Kalijaga. Dalam mimpi tersebut Sunan Kalijaga bertanya kepada Joko Tingkir alasan dirinya menemuinya.
“Kamu sudah mendapatkan kanuragan (kesaktian) 40, kenapa kembali lagi ke sini?” ungkap Gus Dur mengisahkan.
Pada kesempatan itu, Sunan Kalijaga berpesan ke Joko Tingkir agar tidak usah kembali lagi ke Pajang untuk berebut kerajaan.
Hal itu, karena Sunan Kalijaga mengetahui bahwa Joko Tingkir tidak mungkin bisa menang. Sebab kanuragan (kekuatan) tidak boleh digunakan untuk pamer dan tidak boleh digunakan untuk urusan dunia.
Sehingga Joko Tingkir disarankan oleh Sunan Kalijaga untuk membuat pesantren sebagai sarana dakwah. “Akhirnya Joko Tingkir tidak diperbolehkan menjadi sultan lagi oleh gurunya, beliau menetap di Pringgoboyo, dan namanya kembali lagi menjadi Joko Tingkir,” tandas Gus Dur. []