Cara Salat Malam yang Sesuai Sunah Nabi
HIDAYATUNA.COM – Nabi Saw tidak mengajarkan tata cara salat malam secara khusus sehingga tata cara salat malam pun beragam. Maka demikian, seorang Muslim boleh melakukan salat malam dengan cara yang mana saja.
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam bukunya Zaadul Ma’aad membuat pasal dengan judul: “Pasal tentang tuntunan Rasulullah Saw dalam melakukan sholat malam”. Dilansir dari Republika.co.id, dalam judul ini ia menyebutkan tata cara yang banyak tentang salat malam yang bersumber dari Nabi Saw.
Adapun tata cara itu ialah sebagai berikut:
1. Cara Ibnu ‘Abbas Ra
Ibnu Abbas Ra mengemukakan bahwa, Nabi Saw bangun pada malam hari lalu melakukan salat dua rakaat dengan memperlama berdiri, ruku’ dan sujud. Kemudian beliau pergi lalu tidur hingga meniup-niup.
Sebagaimana dikutip dari Republika, beliau melakukan itu sebanyak tiga kali dengan enam rakaat. Pada tiap kalinya beliau bersiwak dan berwudhu dan beliau membaca:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لأَيَاتٍ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ
Hingga akhir surat, kemudian beliau melakukan salat witir tiga rakaat.
2. Cara Aisyah Ra
Diceritakan, Rasulullah Saw memulai salatnya dengan mengerjakan dua rakaat yang pendek. Beliau menyempurnakan rutinitasnya melakukan salat sebanyak 11 rakaat. Pada tiap dua rakaat beliau salam dan melakukan witir satu rakaat.
3. Melakukan dengan Cara Sayyidah Aisyah
Cara ini sama dengan cara kedua di atas, yakni 13 rakaat.
4. Cara dalam kitab Shalaatul Musaafiriin wa Qashriha
Rasulullah Saw melakukan salat malam sebanyak delapan rakaat dengan salam pada tiap-tiap dua rakaat. Kemudian, salat witir sebanyak lima rakaat sekaligus tanpa duduk kecuali pada rakaat akhir.
Untuk waktu salat malam, dapat dikerjakan di awal, pertengahan, atau akhir malam. Rasulullah Saw pernah melakukan semua cara itu, sebagaimana Anas bin Malik -pembantu Rasulullah- mengatakan,
مَا كُنَّا نَشَاءُ أَنْ نَرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي اللَّيْلِ مُصَلِّيًا إِلَّا رَأَيْنَاهُ وَلَا نَشَاءُ أَنْ نَرَاهُ نَائِمًا إِلَّا رَأَيْنَاهُ
“Tidaklah kami bangun agar ingin melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di malam hari mengerjakan sholat kecuali pasti kami melihatnya. Dan tidaklah kami bangun melihat beliau dalam keadaan tidur kecuali pasti kami melihatnya pula” (HR Bukhari).
Di samping itu, ada pula aturan tingkat suara yang dianjurkan saat salat malam berdasarkan hadis dari Bukhari dan Muslim. Rasulullah terkadang membaca dengan lirih dan terkadang membacanya dengan keras.
“Apabila beliau sholat di dalam rumah dan membaca Alquran, bacaan beliau tersebut bisa didengar oleh orang yang berada di dalam kamar.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
“Terkadang beliau mengeraskan suaranya lebih dari itu sehingga bacaan beliau bisa didengar oleh orang yang berbeda ruangannya.” (HR an-nasai, At-Tirmidzi dan al-Baihaqi)
Tata cara salat malam sesuai sunah Rasulullah Saw ini dapat kita amalkan tergantung bagaimana nyamannya Anda ketika melaksanakannya. Adapun jika Anda ingin sesuai sunah, maka lakukan cara-cara salat malam seperti di atas.