Cara Menamai Sebuah Pemikiran

 Cara Menamai Sebuah Pemikiran

Hari Santri dan Bias Sejarah Indonesia (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Pada zaman sekarang banyak orang lebih fokus terhadap nama sesuatu dari pada hakikat dari sesuatu tersebut.

Maka anda akan sering lihat bahwa pada zaman ini ada semacam peperangan dalam penamaan.

Contohnya di beberapa negara Arab sesuatu yang haram seperti arak sudah diganti namanya menjadi minuman spiritual (المشروب الروحي), begitu pula riba menjadi bunga bank dan contoh lainnya.

Dalam akidah pun kita melihat pemikiran Wahabi selalu terus meng-update nama mereka tanpa adanya perubahan makna yang signifikan yaitu mereka tetap meyakini Allah bertempat, mempunyai ukuran dan bagian tubuh.
Mazhab semacam ini memang akan ditolak oleh mayoritas muslim jika mereka jujur tentang apa yang mereka yakini akan tetapi untuk marketing berbagai nama sudah diapakai dari muwahhidun kemudian Salafiyun kemudian yang terbaru adalah Assunnah.
Seorang mutakallim yang haqiqi tidak akan tertipu dalam aspek penamaannya saja akan tetapi mesti melihat hakikatkanya العبرة بالمعاني لا بالألفاظ و المباني.
Adapun Ahli Sunnah melihat Wahabi ini dari beberapa aspek adapun, termasuk dari segi penamaannya.
Mereka melihat daripada sesuatu yang hanya ada pada Wahabi akan tetapi tidak ada pada selain wahabi seperti Allah jism, bertempat dan berarah.
Sebab itulah Al-Imam Arrozi dalam kitab beliau Riyadhul Muniqoh mengatakan bahwa mujassimah adalah sebuah kelompok yang mengatakan bahwa Allah bertempat, berarah dan jism.
Mereka juga mempunyai nama untuk mem-bully mereka yaitu musyabbihah (yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, sekiranya jika ada Allah dan makhluknya maka orang biasa tidak akan bisa membedakan mana Allah dan mana makhluknya).
Maka setiap nama dari pada kelompok Wahabi ini mengisyaratkan makna yang unik pada akidah mereka:
1. Mujassimah: karena mereka meyakini Allah itu jism
2. Musyabbihah: karena Allah serupa dengan makhluknya
3. Hasyawiyah: karena mereka selalu dimarginalkan dipinggiran halaqoh ilmu karena kebodohan mereka
4. Karromiyah: karena pada saat itu Muhammad ibn Karrom Assijistani orang yang sangat populer dan membela mazhab mujassimah
5. Taimiyah: karena Ibn Taimayah dianggap sebagai Mujaddid dalam mazhab mujassimah
6. Wahhabiyah: karena pada zaman ini Muhammad bin Abdul Wahhab lah yang berandil sangat besar dalam tersebarnya mazhab Wahabi.
7. Assunnah: karena mereka banyak mengisbat sifat-sifat Allah yang maknanya anggota badan dari hadis ahad.
Jadi 7 nama ini adalah nama untuk satu pemikiran yaitu yang meyakini bahwa Allah mempunya ukuran, arah, dan tempat.
begitu pula ini menunjukan betapa mereka tidak percaya diri terhadap apa yang mereka perjuangkan sampai harus me-rebranding akidah mereka agar mudah diterima oleh orang-orang awam.
Wallahu a’lam. []

Habib Ali Baqir al-Saqqaf

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *