Cara Agar Mendapat Rezeki Berkecukupan

 Cara Agar Mendapat Rezeki Berkecukupan

Benarkah Harta Istri adalah Harta Suami? (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Sudah berusaha tapi merasa rezeki segitu-gitu saja? Bekerja sana-sini tapi kebutuhan tak kunjung tercukupi? Kalau kita selalu merasa kurang, lalu kapan akan merasa qana’ah (cukup)?

Anda tak perlu risau jika merasakan persis apa yang menjadi intro di atas. Ada rahasia yang bisa membuat rezeki Anda berkecukupan. Caranya, Anda hanya perlu bersyukur.

Sebab Allah sendiri telah menjanjikan bahwa Dia akan menambah nikmat hamba-Nya yang bersyukur, sebagaimana dalam QS. Ibrahim ayat 7:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Wa iż ta`ażżana rabbukum la`in syakartum la`azīdannakum wa la`ing kafartum inna ‘ażābī lasyadīd.

“Dan ketika Tuhan kalian mengumumkan; Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti aku menambah (nikmat) pada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmatku), maka sesungguhnya azabku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Selain bersyukur, berikut beberapa tips atau cara agar Anda mendapatkan rezeki yang berkecukupan.

1. Taqwa

Bertaqwa dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Allah berfirman, artinya :

“… Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya. …” (QS. Ath Thalaaq : 2 – 3)

Pemilik rezeki adalah Allah. Jika kita ingin rezeki yang luas maka harus dekat dengan Sang pemilik rezeki. Jika rezeki kita sempit, maka bertakwalah kepada Allah agar diberikan jalan keluar.

2. Istighfar & banyak memohon ampun

Lawan dari ketaqwaan adalah kemaksiatan dan perbuatan dosa. Dosa-dosa yang dibuat dapat menjadi penghalang bagi turunnya rezeki.

Rasulullah Saw bersabda :

“… dan seorang hamba dicegah baginya rezeki karena dosa yang dibuatnya.” (HR at-Tirmizi)

Oleh karena itu, taubat dan banyak-banyak beristighfar dapat membantu memperlancar jalannya rezeki.

Dan ini adalah salah satu amalan yang dijamin oleh Allah sendiri dan ditegaskan dalam Alquran. Oleh karena itu tidak ada keraguan sedikit pun mengenai istighfar.

“Mohonlah ampun kepada Rabb kalian, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat (melimpah ruah membawa kebaikan), dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (yang penuh dengan kebaikan dan manfaat).”   (QS Nuh : 10 – 12)

Rasulullah bersabda, “Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah akan menghapuskan segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka.” (HR Ahmad & Abu Daud)

3. Bekerja (berdagang) dengan jujur (amanah)

Bekerja adalah salah satu amal utama dalam menjemput rezeki. Bekerja harus profesional dan sungguh-sungguh. Kunci untuk menjadi pekerja yang baik adalah kompeten dan dapat dipercaya. Kompeten berarti mampu & kuat dalam mengemban tugas-tugas. Dipercaya berarti amanah, jujur dan menunaikan janji dengan baik. Rasulullah bersabda :

“Adapun berbuat amanah (dapat dipercaya / jujur) itu dapat mendatangkan rezeki, sedangkan berbuat khianat / curang dapat mendatangkan fakir / kemiskinan”. (HR. Ad-Dailami)

Bekerja dengan amanah dan sebaik-baiknya tentu akan mendatangkan rezeki. Namun, jika kita ingin membuka pintu rezeki yang lebih luas, maka kita harus berdagang/bisnis.

Rasulullah bersabda, artinya :

“Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan.” (HR. Ahmad)

4. Bangun pagi & tidak tidur setelah salat subuh

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ahmad dan al-Baihaqi, diceritakan bahwa ketika Rasulullah pulang dari salat Subuh di Masjid Nabawi. Beliau mendapati putrinya, Fatimah, masih tidur-tiduran.

Dengan penuh kasih sayang beliau menggerakkan badan putrinya itu. Ia berkata, ”Wahai anakku, bangunlah, saksikan rezeki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya. Antara terbit fajar dengan terbit matahari.”

Rasulullah juga mendoakan umatnya yang bangun pagi (subuh) :

“Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.” (HR Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).

Bangun pagi membuat badan lebih bugar dan sehat. Kondisi psikologis juga lebih tenang dan tubuh lebih berenergi.

5. Merantau (Hijrah)

Jika rezeki kita sempit di suatu tempat, maka tidak ada salahnya kita berpindah tempat (hijrah/merantau). Merantau akan membuat seseorang lebih mandiri dan lebih punya peluang untuk meraih kesuksesan.

“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak.” (QS. An-Nisa : 100)

6. Doa & Tawakkal

Jangan menyepelekan kekuatan do’a. Doa adalah senjata orang beriman. Doa adalah inti ibadah. Hanya kepada Allah saja kita berdoa dan meminta pertolongan. Allah pun senang dengan hamba-hamba-Nya yang berdo’a.

“Berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya Kuperkenankan permintaan kamu itu” (Al-Mu’min : 60).

“Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu (Hai Muhammad) tentang Aku maka katakanlah kepada mereka bahwa Aku adalah dekat kepadanya & Aku memperkenankan do’a orang yg berdo’a kepada-Ku (Al-Baqarah: 186).

Dan janganlah kamu berdoa (beribadah/menyembah) [kepada] apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah. (Yunus: 106)

Dalam berdoa kita seyogyanya bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Salawat membuka pintu rahmat Allah SWT dan merupakan pelicin bagi doa yang kita panjatkan agar segera dikabulkan.

“Barangsiapa bersalawat kepadaku (Muhammad) sekali saja niscaya Allah akan membalasnya dgn salawat sepuluh kali lipat.” (HR. Al Hakim)

Berdo’a juga perlu memperhatikan tempat dan waktu yang mustajab. Salah satu waktu yang sangat utama adalah sepertiga akhir malam. Berikut ini adalah hadits terkait keutamaan salat tahajud dan mustajabnya doa yang dipanjatkan pada waktu tersebut;

“Maka, jika kamu mampu berdiri (salat sunnah) pada 1/3 malam akhir  karena waktu 1/3 malam itu adalah waktu yang disaksikan (Alloh) langsung, dan do’a dalam 1/3 malam akhir itu mustajab (dikabulkan)”. (HR. Tirmidzi).

Setelah berusaha dan berdoa secara maksimal, hal terakhir adalah bertawakkal kepada Allah. Kita serahkan urusan kita semua ini kepada Allah SWT.

Allah berfirman, artinya :

”Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq : 3)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *