Buya Hamka Soal Perempuan dalam Pandangan Islam
HIDAYATUNA.COM -Laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama di hadapan Allah. Selain itu, perempuan juga dipandang mulia dalam Islam. Hal itu terbukti dari asal-usul manusia yang terdapat dalam Surat An-Nisa ayat 1 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Yā ayyuhan-nāsuttaqụ rabbakumullażī khalaqakum min nafsiw wāḥidatiw wa khalaqa min-hā zaujahā wa baṡṡa min-humā rijālang kaṡīraw wa nisā`ā, wattaqullāhallażī tasā`alụna bihī wal-ar-ḥām, innallāha kāna ‘alaikum raqībā
Artinya : “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu, yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan, betakwalah kepada Allah, yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya, Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
Dijelaskan dalam buku Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan oleh Hamka, tafsir di atas tentang asal-usul kejadian manusia adalah satu.
Tafsir dari satu itu terdiri dua macam, pertama, pada mulanya Allah hanya menjadikan satu diri, Adam. Lalu dari diri Adam, Allah ciptakan Hawa. Sedangkan tafsir lain dikatakan pada penggalan nafsin wahidatin bukanlah semata-mata tubuh besar, melainkan pengertian biasa, yaitu diri.
Diri manusia sebenarnya satu lalu dibagi dua, satu menjadi laki-laki dan satunya lagi menjadi perempuan. Meskipun berbeda, laki-laki dan perempuan, mereka sama-sama manusia karena asal satu dibagi menjadi dua mereka juga saling memerlukan satu sama lain.
Hidup belum lengkap jika keduanya belum dipertemukan. Ini yang menjadi asal-usul berkembang-biaknya manusia sejak dunia ini dihuni.
Ayat pertama surat An-Nisa diawali dengan anjuran kesadaran kepada diri untuk takwa kepada Allah. Apabila manusia telah mempergunakan akal yang waras dan melihat alam di sekelilingnya, dia akan sampai kepada kesimpulan dalam alam ini ada penguasa Maha Tinggi, Allah.