Buntut Keputusan Israel Danai Penyerbuan Al-Aqsa, Hamas: Awas Potensi Terjadi “Religious War”
HIDAYATUNA.COM, Palestina – Gerakan perlawanan Palestina Hamas telah memperingatkan akan terjadinya “perang agama” setelah keputusan rezim Israel untuk mendanai penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh pemukim ilegal di al-Quds yang diduduki.
Keputusan Israel untuk mendanai tur Zionis adalah eskalasi berbahaya yang berisiko memicu perang agama, yang menjadi tanggung jawab pendudukan dan pendukungnya.
Rezim Israel yang ekstremis fasis bermain api, karena tidak peduli dengan akibat dari perilaku Zionisnya dalam melanggar kesucian, status, dan identitas Masjid Al-Aqsa yang diberkahi di negara Arab dan Islam kita.
Pada hari Senin, lembaga penyiaran publik Israel KAN mengatakan kantor menteri warisan budaya Amichai Eliyahu, seorang menteri ekstremis yang dikenal anti-Palestina, akan mengalokasikan 2 juta shekel ($543.256) untuk tur berpemandu, yang diharapkan akan dilaksanakan dalam beberapa minggu mendatang.
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel pada hari Senin bahwa kebijakannya adalah mengizinkan orang Yahudi untuk melakukan salat di dalam Temple Mount (mengacu pada Masjid Al-Aqsa).
Pengumuman tersebut muncul meskipun Netanyahu berulang kali mengklaim akan mempertahankan status quo di Masjid Al-Aqsa.
Status quo di Masjid Al-Aqsa adalah situasi yang ada sebelum Israel menduduki Al-Quds Timur pada tahun 1967, di mana Wakaf Islam Yerusalem, yang berafiliasi dengan Kementerian Wakaf Yordania, bertanggung jawab untuk mengelola urusan masjid.
Otoritas Israel telah mengubah status ini dengan mengizinkan para pemukim memasuki Masjid Al-Aqsa tanpa persetujuan dari Wakaf Islam, yang menuntut diakhirinya penyerbuan ini.
Ben-Gvir mengklaim pada hari Senin bahwa orang Yahudi memiliki hak untuk berdoa di Masjid Al-Aqsa, dengan mengatakan bahwa ia akan membangun sinagoge di lokasi yang menjadi titik api tersebut.
Ini adalah pertama kalinya menteri Israel berbicara secara terbuka tentang pembangunan sinagoge di dalam Masjid Al-Aqsa.
Namun, ia telah berulang kali menyerukan dalam beberapa bulan terakhir untuk mengizinkan orang Yahudi berdoa di lokasi tersebut.
Seruannya itu disampaikan di tengah penyerbuan berulang kali ke kompleks tersebut oleh pemukim ilegal Israel yang berada di bawah perlindungan polisi.
Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai Temple Mount, yang diyakini sebagai lokasi dua kuil Yahudi kuno. []