Bumi Mengimpit Kita
Karya : Mahmoud Darwish
Bumi mengimpit kita, menjebak kita di akhir perjalanan.
Agar bisa lalu, kita tarik kencang anggota badan.
Bumi meremas kita. Seumpama gandum, kita mati tapi juga hidup.
Seumpama ibu, ia memaki kita dengan rasa sayang.
Seolah kita gambar bebatuan yang dilihat dalam mimpi seperti cermin.
Kita lihat wajah-wajah mereka yang menyabung nyawa, sebelum dibinasakan
Oleh seorang dari kita yang terakhir hidup. Kita ratapi pesta anak-anak mereka.
Kita lihat wajah-wajah mereka yang akan melemparkan anak-anak kita
Ke luar jendela ruang terakhir ini. Bintang yang akan membakar cermin kita.
Setelah batas akhir ke mana lagi kita harus menuju? Ke mana lagi burung terbang
Setelah langit penghabisan?
Di mana tidur tanaman setelah udara tak bersisa?
Kita tuliskan nama-nama kita dengan kabut merah!
Kita akhirkan nyanyian dengan tubuh kita.
Di sini kita tiada. Di sini, di akhir perjalanan.
Di sini atau di sana, darah kita menumbuhkan pokok-pokok zaitun.