Bukan Hanya Perang, Inilah Jihad Terbesar dalam Islam

 Bukan Hanya Perang, Inilah Jihad Terbesar dalam Islam

Islam, Tuhan, dan Humanisme (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Jihad merupakan upaya mulia yang ditujukan untuk membela Islam. Namun saat ini, beberapa orang dengan tujuan Islamofobia telah menafsirkan dalam Alquran dengan pergi ke medan perang untuk menghadapi musuh.

Padahal dalam arti sebenarnya adalah konsep moral dan spiritual. Misalnya, seseorang yang menggunakan modal atau waktunya untuk membantu orang lain telah melakukan semacam Jihad.

Secara keseluruhan, harus ditafsirkan sebagai bergerak di jalan ridha Tuhan. Dalam Islam ada dua jenis Jihad yakni al-Asghar (Kecil) dan al-Akbar (Besar).

Jihad al-Asghar mengacu pada pertempuran untuk membela diri dan menghadapi musuh bersenjata. Alquran  mengatakan tentang Jihad semacam ini:

“Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang beriman dengan imbalan surga. Mereka berjuang demi Tuhan untuk menghancurkan musuh-musuh-Nya dan mengorbankan diri mereka sendiri. Ini adalah janji yang benar yang telah Dia turunkan dalam Taurat, Injil, dan Alquran . Tidak ada yang lebih setia pada janji-Nya selain Allah. Biarkan tawar-menawar ini menjadi kabar gembira bagi mereka. Ini memang kemenangan tertinggi. ” (Surat At-Taubah, ayat 111)

Melawan Diri Sendiri

Jihad al-Akbar, menurut Nabi Muhammad Saw, berarti pertempuran dengan diri sendiri. Itu karena diri selalu mengundang seseorang untuk melakukan perbuatan buruk dan cenderung ke arah hal-hal buruk dan keinginan duniawi.

Menurut Alquran, “Dan aku tidak menyatakan diriku bebas, sesungguhnya diri (manusia) itu biasa untuk memerintahkan (dia melakukan) kejahatan. Kecuali seperti yang telah dirahmati oleh Tuhanku, sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Penyayang. ” (Surat Yusuf, ayat 53)

Dalam etika Islam, al-Akbar, juga dikenal sebagai al-Nafs, adalah istilah yang mengacu pada perjuangan melawan diri sendiri atau naluri dasar. Untuk menjadi Muslim yang lebih baik dengan memurnikan moralitas, pikiran, dan perilaku seseorang dan melawan keinginan jahat dan tidak dapat diterima.

Dalam Alquran dan Hadis, telah ada penekanan pada memerangi diri sendiri, dan dalam beberapa Hadis, melawan diri dianggap lebih unggul. Dalam Islam penekanan telah diletakkan pada Jihad al-Nafs dan itu dianggap sebagai tugas konstan orang beriman.

Ini adalah tugas yang sulit, meskipun, seperti yang telah dikatakan bahwa orang mati satu kali secara normal. Tetapi orang yang berada di jalan Jihad al-Nafs dan memerangi setan dan keinginannya sendiri, mati tujuh puluh kali sehari. Seseorang dapat memiliki Nafs-nya ketika dia terus-menerus menghadapinya.

 

Sumber : IQNA

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *