Bukan di Masjid, Nyaris Semua Teror Direncanakan di Kos-kosan
HIDAYATUNA.COM, Medan – Sejumlah pihak menuding paham radikalisme dan aksi terorisme lahir dari masjid. Menyangkal tudingan tersebut, Mantan Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menegaskan bahwa penyebaran paham dan aksi radikalisme banyak direncanakan di indekost.
Karena itu, JK meminta fungsi masjid tidak hanya hablumminallah (hubungan dengan Allah) semata, namun juga hamblumminannas (hubungan dengan sesama manusia).
Hal tersebut disampaikan JK saat menghadiri acara pelantikan Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sumatera Utara di Medan, Sumut, Selasa (7/1/2020).
“(Saya) Tidak pernah (dengar) bahwa teror direncanakan di masjid, enggak ada. Hampir semua teror direncanakan di kos-kosan, jadi lebih berbahaya rumah kos dari pada masjid apabila berbicara radikalisme,” ujar JK dalam sambutannya.
Ia pun mencontohkan kasus penusukan mantan Menko Polhukam Wiranto. Pelaku merancang aksinya dari kos-kosan.
“Maka masjid harus dijaga bagaimana harmonisasinya dengan masyarakat, dan selaras dengan masjid, lain-lainnya,” ujar JK.
JK juga meminta masjid tidak hanya sebagai tempat menjalankan ibadah semata, namun juga sebagai tempat pendidikan bagi masyarakat, baik di bidang kesehatan, ekonomi dan lainnya.
“(Misalnya) bagaimana masyarakat meningkatkan ekonomi lewat kebersamaan dan lewat kewirausahaan, lewat koperasi. Maka itu masjid menjadi tempat yang baik. Kita tidak ingin masjid megah tapi masyarakatnya kumuh dan miskin,” pesan Jusuf Kalla. (AS/HIDAYATUNA.COM)