Bolehkah Mengamalkan Ilham? Begini Penjelasannya

 Bolehkah Mengamalkan Ilham? Begini Penjelasannya

Jangan Pernah Risau, Allah Telah Mengatur Setiap Lembaran Hidup Hambanya (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Ilham, yang dalam Mazhab Ahli Sunnah ditafsirkan sebagai إلقاء معنى في القلب بطريق الفيض berarti “pencampakan sebuah makna/ilmu ke dalam hati dengan jalan Faidh”, bukanlah cara yang dianjurkan bagi orang-orang biasa untuk mengetahui ilmu yang muktabar menurut ajaran Ahli Sunnah.

Sebagaimana disampaikan oleh Habib Ali Baqir al-Saqqaf dalam laman Facebooknya. Kita tidak boleh mengamalkan sesuatu ilmu atau amalan yang bersumber dari pada ilham terutama yang berkaitan dengan amalan baru atau sesuatu yang bertentangan dengan akal

Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah yang melekat pada ilham, seperti tidak jelasnya sumber ilham yang mungkin berasal dari Allah atau setan, ketidakpastian dalam pemahaman terhadap ilham tersebut, tidak adanya dalil yang menunjukkan wajibnya mengamalkan ilham, dan tidak adanya kewajiban bagi orang lain untuk mengikutinya kecuali dengan bukti yang jelas seperti mukjizat.

Namun, jika ilham berasal dari Rasulullah, maka masalah-masalah tersebut dapat teratasi karena Rasulullah termasuk maksum dan ilham yang diterimanya berasal dari Malaikat yang selalu turun kepadanya. Ilham bagi Rasulullah akan kembali ke panca indra yang merupakan salah satu epistemologi yang diakui oleh Ahli Sunnah.

Meskipun secara umum Ahli Sunnah tidak mengingkari bahwa ilham mungkin diberikan kepada beberapa orang secara khusus, namun tidak dapat dijadikan acuan untuk semua orang karena tidak adanya kedisiplinan pada ilham itu sendiri. Oleh karena itu, ilham bukanlah sebab yang bisa digunakan untuk mengilzam atau mengiltizam.

Ironisnya, pada zaman sekarang, orang-orang yang mengklaim mendapat ilham melalui mimpi, banyak zikir, atau tirakat malah lebih populer daripada ulama-ulama yang mendapatkan ilmu dari jalan-jalan yang dilegitimasi oleh Syari’at, yaitu panca indra, khobar shodiq (tawatur, khobar Rosul), dan akal.

Akibatnya, agama Islam yang dipeluk dan diamalkan oleh mereka menjadi terlihat mistis, tidak masuk akal, naif, tidak suka ilmu, bahkan meremehkan atau memusuhi orang-orang yang mengambil ilmu dari jalannya yang normal.

Jika hal ini terus berlanjut, maka akan membawa pada degradasi Islam itu sendiri atau minimal degradasi orang yang mencari ilmu bukan dari jalannya yang benar.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memperoleh ilmu dari sumber yang tepat dan diakui oleh ajaran Ahli Sunnah, dan tidak terjebak pada klaim ilham yang tidak dapat diuji kebenarannya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran, وأتوا البيوت من أبوابها yang berarti “Masuklah ke dalam rumah-rumah itu dari pintunya”. Wallahu a’lam.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *