Bolehkah Berdoa saat Salat dengan Bahasa Indonesia
Amalan Salaf yang Ditinggalkan Salafi (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM – Berdoa dengan bahasa Indonesia saat selesai salat barangkali sudah menjadi kebiasaan hampir semua umat Muslim di Indonesia. Berdoa dengan bahasa Indonesia tidak menjadi masalah selama tidak dilakukan di dalam salat, artinya berdoalah seusai melaksanakan salat.
Adapun hukum asal berbicara atau melafalkan bacaan saat sedang salat di luar ketentuan yang lazim dapat membatalkan ibadah salat itu sendiri. Pendapat ini berlaku di Mazhab Hanafi dan Hambali.
Bercakap-cakap, sekurang-kurangnya terdari dari dua huruf, walaupun tidak mempunyai arti dan baik sengaja atau tidak. Bisa merusak syarat sahnya salat.
Di kalangan Mazhab Syafii dan Maliki, bila seseorang mengeluarkan perkataan ketika salat, maka tidak membatalkannya selama perbuatannya itu terjadi karena lupa. Itu pun kadarnya hanya sedikit.
Penegasan larangan berbicara itu ditegaskan antara lain dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Zaid bin Arqam. Hadis yang dinukil oleh Bukhari itu mengisahkan, pernah suatu ketika para sahabat sedang melaksanakan salat berjemaah dengan Rasulullah Saw.
Dua orang sahabat sembari salat, asyik bercengkerama. Maka turunlah ayat : “Berdirilah karena Allah (dalam salatmu) dengan khusyu’’ (QS. Al Baqarah [2] /: 238).
Salat ialah ibadah murni (mahdhah) yang pelaksanannya wajib mengikuti petunjuk Rasulullah. Baik dalam bacaan maupun gerakannya.
Segala bentuk aliran dan faham yang mengajarkan untuk mengerjakan salat menggunakan bahasa selain Arab, dinyatakan batil dan tertolak. Lafal-lafal yang diucapkan dalam salat haruslah bacaan-bacaan yang diajarkan Rasulullah dan diriwayatkan secara bersambung oleh para sahabat.
Kecuali jika berdoa yang dimaksud ialah berdoa seusai salat. Hal tersebut tidak menjadi masalah selama kata-kata yang diucapkan juga baik dan tidak keluar dari ketentuan Islam.
