Blok Perdagangan Terbesar di Dunia Tengah Hadapi Ketegangan Ekonomi Global

 Blok Perdagangan Terbesar di Dunia Tengah Hadapi Ketegangan Ekonomi Global

Para pemimpin negara dari kawasan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia telah menghabiskan hampir satu minggu di Bangkok untuk menyelesaikan perincian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang didukung oleh China. Langkah terbaru itu ditujukan untuk melawan perlambatan perdagangan global yang terjadi selama ini.

Dalam bentuknya saat ini, koalisi tersebut diperkirakan akan menciptakan ‘blok perdagangan terbesar di dunia’. Tetapi ketidakpastian dari India dan tidak hadirnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mempersulit jalan menuju kesepakatan.

Apa itu RCEP?

RCEP adalah sebuah usulan perjanjian perdagangan bebas antara 10 negara anggota dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan enam negara mitra.

Menurut perhitungan berdasarkan data Bank Dunia, koalisi ini diperkirakan akan menghasilkan sekitar 32 persen dari total ekonomi dunia dengan total produk domestik bruto (PDB) sebesar $ 28 triliun. Ini akan mencakup hampir setengah dari populasi dunia, atau 3,6 miliar orang.

Konsep ini pertama kali dijabarkan pada bulan November 2011 di KTT tahunan ASEAN, dan sejak saat itu sudah hampir 30 putaran negosiasi yang telah diadakan.

Negara mana saja yang menjadi bagian dari koalisi ini?

Anggota asli yang tergabung dalam RCEP sendiri terdiri dari 16 negara, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, Cina, India, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Myanmar, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam.

Apa kekhawatiran India?

India adalah salah satu negara yang nilai perekonomiannya terbesar setelah China dan Jepang. Mereka memiliki keraguan besar terhadap kesepakatan tersebut dan menjadikan lamabatnya mengambil keputusan.

Salah satu kekhawatiran terbesarnya adalah potensi membanjirnya impor, yang bukan hanya dari China, tetapi juga dari negara-negara ASEAN lainnya yang saat ini memiliki perjanjian perdagangan bebas. Jumlah nilai impor India dari negara-negara ASEAN saat ini jauh lebih besar daripada jumlah ekspornya. Hal ini menimbulkan defisit perdagangan yang besar dengan negara-negara itu.

Para petani di India juga khawatir bahwa impor produk susu dari Australia dan Selandia Baru dapat mengancam mata pencaharian mereka.

Perdana Menteri India Narendra Modi telah dipaksa untuk menyeimbangkan oposisi di dalam negerinya, bahkan dari beberapa menterinya sendiri yang tidak ingin melewatkan apa yang bisa menjadi koalisi perdagangan terbesar di dunia.

“India sangat membutuhkan stimulus ekonomi. Banyak hal yang terjadi di sana. Jadi [Modi] akan berusaha membuat kesepakatan yang terbaik, tetapi dia harus membuatnya dengan syarat bahwa dia dapat kembali ke negaranya dan menjualnya,” kata Einar Tangen, seorang analis dan komentator politik yang berbasis di Beijing.

Kapan RCEP diharapkan untuk selesai ditandatangani?

Sebelum KTT ASEAN, sebagian besar pemimpin negara dan negosiator mengatakan bahwa mereka berharap kesepakatan ini akan tercapai pada akhir tahun 2019.

Pada hari Senin kemarin, Menteri Perdagangan Thailand Jurin Laksanawisit dan menteri-menteri Asia Tenggara lainnya mengatakan bahwa kesepakatan yang tertunda itu diperkirakan akan selesai ditandatangani pada bulan Februari 2020.

Apa arti RCEP bagi kesepakatan perdagangan AS-China?

Tidak hadirnya Presiden AS Donald Trump di KTT ASEAN kemarin dipandang oleh banyak orang sebagai tanda bahwa negaranya lebih peduli dengan urusan dalam negerinya sendiri daripada nasib ekonomi dan geopolitik negara-negara di Asia Tenggara.

“Secara politis, Amerika Serikat telah menyerahkan wilayah itu kepada China. Secara militer, satu-satunya wilayah yang mempertahankan kepemimpinannya, juga telah jatuh. Dan saya pikir sangat penting bagi China untuk melihat kode etik ini. Ini sangat merugikan AS dan ASEAN sendiri,” kata Einar Tangen kepada Al Jazeera.

Apa beda RCEP dari Perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik yang lebih dulu ada?

Perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) sendiri pertama kali diusulkan oleh mantan Presiden AS Barack Obama, negosiasi itu ditujukan untuk menyatukan AS dengan sebelas negara di kawasan Asia-Pasifik dalam perjanjian perdagangan bebas yang dimulai pada tahun 2008.

Tetapi TPP menyusut secara signifikan ketika penerus Obama, Trump, menarik diri dari perjanjian itu pada bulan Januari 2017.

Berganti nama menjadi Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), yang beranggotakan dari 11 negara yang tersisa. Perjanjian yang telah disepakati pada bulan Januari 2018 ini menyumbang 13,4 persen dari total ekonomi global. Angka yang jauh lebih kecil dari 40 persen dari PDB global yang akan didapat jika AS masih menjadi anggota dalam perjanjian tersebut.

Di sisi lain, RCEP adalah inisiatif yang dipimpin oleh China.

Apa arti RCEP bagi Asia Tenggara?

Meskipun Asia Tenggara menjadi rumah bagi beberapa negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, dan yang telah lama mencoba memposisikan dirinya sebagai pusat negosiasi, negara-negara itu juga enggan berpihak pada perang dagang antara AS dan China.

“Secara geografis dan geopolitik, sentralitas ini adalah sesuatu yang ingin mereka dapatkan, tapi sehubungan dengan Amerika Serikat dan China, alih-alih menjadi sentral, ASEAN hanya ingin menghilang,” kata Benjamin Zawacki, seorang analis independen dari Asia Tenggara.

“Dan hal itu sangat merugikan, saya pikir ASEAN selama 52 tahun ini telah jauh lebih efektif dalam menggalang kekuatan daripada menyampaikan kekuatannya sendiri,” lanjutnya. (Aljazeera.com)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *