Berusia 66 Juta Tahun, Fosil Ikan Purba Ditemukan di Maroko
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Baru baru ini sebuah fosil ikan purba ditemukan di Maroko. Di yakini fosil hewan air ini memiliki usia 66 juta tahun.
Penemuan fosil ikan purba ini bermula ketika seorang kolektor memperoleh benda unik berupa fosil ikan. Tertarik mengenai benda tersebut, sang kolektor pun menyerah fosil tersebut kepada peneliti.
Setelah dilakukan penelitian mendalam, fosil tersebut berasal dari spesies ikan purba coelacanth. Tim peneliti memperkirakan ikan tersebut hidup pada 66 juta tahun yang silam.
Mereka menyebut ikan dari jenis coelacanth ini memiliki ukuran yang jauh lebih besar. Secara ilmiah ikan ini masuk ke dalam ordo ikan di mana telah mengalami kepunahan dalam spesimennya.
Ukuran fosil binatang ini memiliki panjang mencapai 5,2 meter. Fosil ikan purba itu pun merupakan bagian dari lempengan besar, ditemukan di lapisan fosfat di Oued Zem di Maroko.
Adapun temuan yang didapat berisi beberapa tulang lain milik pterosaurus. Tulang-tulang tersebut mengkonfirmasi bahwa coelacanth berasal dari akhir periode Cretaceous 66 juta tahun yang lalu, tepat sebelum dinosaurus punah.
Penemuan yang Mengesankan
Paleontolog di University of Portsmouth di Inggris, David Martill mengatakan penemuan kali ini merupakan penemuan fosil purba yang luar biasa.
“Ini benar-benar luar biasa, fosil ini dari seekor coelacanth raksasa, di tempat yang belum pernah kami temukan sebelumnya,” ujar David Martill dilansir dari Sindonews, Senin (22/2/2021).
Menurut Martill, penemuan fosil ikan purba kali ini dinilai sangat mengesankan, karena memang ikan tersebut masuk ke dalam kelompok ikan paling misterius.
Mengenai fosil tersebut, dijual oleh pedagang Maroko kepada seorang kolektor fosil di London. Awalnya, kolektor itu mengira kalau fosil tersebut adalah bagian dari tengkorak pterodactyl.
Setelah diperiksa lebih dekat, dia tidak yakin dan menghubungi Martill untuk mendapatkan pendapat ilmuwan. “Dia mengirimi saya banyak gambar, dan saya benar-benar tidak tahu apa itu,” ungkap Martill.
Namun setelah melihat langsung fosil tersebut, Martill baru yakin dengan apa yang dia lihat. “Saya menyadari bahwa alih-alih menjadi satu tulang, itu sebenarnya adalah ratusan lembaran tulang yang sangat tipis,” jelasnya.
Saat ini, fosil paru-paru itu disumbangkan oleh kolektor tersebut ke Departemen Geologi di Universitas Hassan II Casablanca di Maroko.