Berbuka Puasa di Awal Waktu Lebih Dianjurkan, Ini Alasannya

 Berbuka Puasa di Awal Waktu Lebih Dianjurkan, Ini Alasannya

Amalan Doa agar Hidup Berkecukupan (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Berbuka puasa merupakan salah satu momen bahagia bagi orang-orang yang menjalankan ibadah puasa. Sebab, di waktu berbuka puasa akhirnya kita boleh memakan dan meminum apa pun yang kita mau, setelah menahan seharian untuk tidak makan dan minum.

Banyak di antara kita yang sudah menyiapkan semua. Dari mengambil nasi, lauk dan minum karena tidak sabar menunggu waktu azan berkumandang dan langsung menyantap hidangan berbuka puasa.

Lantas lebih baik mana antara berbuka puasa di awal waktu atau di akhir waktu? Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

لاَيَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Artinya: Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka. (Hadits Riwayat Bukhari 4/173 dan Muslim 1093).

Dari hadis di atas dapat kita pahami supaya menyegerakan berbuka puasa di awal waktu. Di awal waktu yang dimaksudkan bukan berarti kita harus makan dan minum sepuasanya. Hanya saja, salah satu alasannya adalah supaya untuk memberi tanda bahwa kita saat ini sudah tidak berpuasa, dengan cara minum atau makan.

Artinya, berbuka di awal waktu adalah sebagai syarat sudah selesainya puasa hari ini. Walaupun hanya sebatas minum air putih, maka hal tersebut sudah dianggap di awal waktu.

Kemudian bisa disambung dengan makan besar setelah selesai menunaikan salat Maghrib. Apalagi seandainya kita menjadi imam di masjid yang notabenenya akan sangat mustahil untuk makan besar sebelum salat Maghrib.

Merekatkan Hubungan Keluarga

Waktu berbuka puasa sendiri merupakan salah satu waktu yang sangat berharga dan juga sangat berarti. Bagaimana tidak, pada waktu tersebut kita akan makan bersama seluruh keluarga, dan hal itu jarang-jarang terjadi bagi kita semua.

Bukan hanya bisa meraskan keharmonisan suatu keluarga saja, di waktu berbuka puasa sendiri mempunyai berbagai keutamaan. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

Artinya: “Orang yang berbuka puasa mempunyai dua kebahagiaan yang bisa ia rasakan; kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Rabb-nya karena puasa yang dilakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berbuka puasa sendiri bisanya setiap orang mempunyai berbagai caranya masing-masing. Di antaranya adalah, yang pertama, orang yang akan berbuka puasa hanya akan meminum air putih atau semacamnya saja. Setelah itu akan dilanjutkan setelah menunaikan ibadah salat Maghrib untuk makan dan lain sebagainya.

Kedua, orang yang berbuka puasa akan makan dan minum sepuasnya sampai kenyang, setelah itu baru akan melaksanakan salat Maghrib. Hal ini juga tidak salah karena ditakutkan apabila dia pada saat melaksanakan salat Maghrib nanti, terus terpikiran tentang hidangan buka puasa yang akan dimakan nanti.

Ketiga, orang yang berbuka puasa akan makan sedikit saja, dan akan dilanjutkan setelah selesai melaksanakan salat tarawih nanti. Dengan alasan, apabila nanti terlalu banyak mengkonsumsi hidangan buka puasa setelah Maghrib bisa mengakibatkan malas, ngantuk hingga kesulitan untuk mengikuti salat tarawih.

Semua cara diatas tidak ada yang salah karena pada dasarnya sertiap orang ataupun keluarga mempunyai cara masing-masing dalam hal berbuka puasa. Berbuka puasa sendiri adalah hak bagi perut kita karena sudah tidak memakan atau meminum apa pun setelah melakukan berbagai macam aktivitas seharian penuh.

Artinya baik dengan cara apa pun, menyegerakan untuk berbuka puasa itu lebih baik dan disunahkan daripada menunda-nunda untuk berbuka puasa.

Kholil Chusyairi

https://hidayatuna.com

Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta dan Reporter di Intis Pers

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *