Benarkah Rudal Iran yang Menembak Jatuh Pesawat Ukraina?

 Benarkah Rudal Iran yang Menembak Jatuh Pesawat Ukraina?

HIDAYATUNA.COM – Pada hari Rabu kemarin, pesawat milik Ukraina jatuh di luar Teheran setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini, Teheran, dan menewaskah semua 176 penumpangnya. Pesawat dari Ukraine International Airlines Boeing 737-800 itu terbang menuju ibukota Ukraina, Kiev, dan membawa sebagian besar warga Iran dan Iran-Kanada.

Menurut laporan para penyelidik, dari saksi mata, termasuk awak pesawat lain yang sedang lewat, menggambarkan melihat sebuah pesawat yang dilalap api sebelum jatuh. Kecelakaan itu menyebabkan ledakan yang sangat besar ketika pesawat itu jatuh menabrak tanah, kemungkinan karena pesawat itu sudah penuh dengan bahan bakar untuk penerbangan selama empat jam.

“Pesawat itu, yang pada awalnya menuju ke barat untuk meninggalkan zona bandara, berbelok ke kanan setelah adanya masalah dan berusaha kembali ke bandara pada saat kecelakaan itu terjadi,” kata Organisasi Penerbangan Sipil Iran di situs webnya.

“Pesawat itu menghilang dari layar radar saat mencapai ketinggian 8.000 kaki [2.400 meter]. Pilot tidak mengirimkan pesan radio tentang keadaan yang tidak biasa itu,” lanjutnya.

Pada hari Kamis, Ukraina telah menguraikan empat scenario yang potensial untuk menjelaskan kecelakaan mematikan tersebut, termasuk serangan rudal dan terorisme.

Kiev mengatakan para penyelidiknya ingin mencari kemungkinan puing-puing rudal buatan Rusia yang digunakan oleh militer Iran di sekitar lokasi kecelakaan di barat daya Teheran itu. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga telah mengatakan bahwa para penyelidik kecelakaan dari negaranya telah tiba di Iran untuk membantu proses penyelidikan.

“Tidak diragukan lagi, prioritas bagi Ukraina adalah untuk mengidentifikasi penyebab kecelakaan pesawat. Kami pasti akan menemukan kebenarannya,” kata Zelenskyy. Dia juga menyatakan hari Kamis itu sebagai hari berkabung nasional.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, Zelenskyy sebelumnya meminta orang-orang untuk menahan diri dari berbagai spekulasi, teori konspirasi dan evaluasi yang tergesa-gesa mengenai kecelakaan itu.

Kedua perekam penerbangan, yang lebih dikenal sebagai ‘kotak hitam’, dari pesawat yang berusia tiga tahun itu ditemukan dan sedang diselidiki. Menteri Transportasi Iran Mohammed Eslami mengatakan bahwa kotak hitam itu akan diserahkan ke Ukraina.

Negara yang memproduksi pesawat tersebut juga seharusnya mempunyai perwakilan yang terlibat dalam penyelidikan tersebut. Secara teori, ini memiliki arti bahwa National Transportation Safety Board (NTSB) dari AS, sebuah badan yang bertugas menyelidiki kecelakaan udara, akan terlibat dalam proses penyelidikan. Pabrikan pesawat yang jatuh itu, Boeing, juga berbasis di AS, dan kemungkinan para penyelidik juga akan bergantung kepada para ahli dari pabrik tersebut.

Namun, kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran, Ali Abedzadeh, mengatakan bahwa walaupun warga Ukraina bebas untuk berpartisipasi dalam proses penyelidikan kecelakaan itu, ‘Iran tidak akan memberikan kotak hitam itu kepada pabrikan [Boeing] dan Amerika’.

Sebuah sumber dari pihak keamanan Kanada, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa telah ditemukan adanya bukti salah satu dari mesin jet pesawat itu kepanasan.

Kecelakaan yang terjadi beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap pasukan AS di Irak sebagai pembalasan dendam atas pembunuhan yang dilakukan AS terhadap seorang komandan tinggi Iran itu, menyebabkan beberapa orang berspekulasi bahwa pesawat itu mungkin juga terkena tembakan rudal dari Iran.

Menurut lima sumber dari pihak keamanan [tiga warga AS, satu warga Eropa dan satu Kanada] yang meminta tidak disebutkan namanya, bercerita kepada kantor berita Reuters bahwa penilaian awal badan-badan intelijen dari negara Barat adalah bahwa pesawat itu mengalami kerusakan teknis dan bukan dijatuhkan oleh rudal. (Aljazeera.com)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *