Benarkah Hasyim Asy’ari Pernah Ditawari Jadi Presiden oleh Jepang?
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari memiliki pengaruh sangat kuat di masyarakat. Pengaruhnya yang demikian itu sempat menarik Jepang untuk menawarkan jabatan Presiden Republik Indonesia kepadanya.
Dilansir dari NU Online, cerita tersebut termaktub dalam catatan harian Maruto Nitimiharjo yang merupakan tokoh Murba, sezaman dengan Adam Malik. Di mana, KH Salahuddin Wahid menceritakannya cerita dari kawannya, Hadijoyo Nitimiharjo. Hadijoyo Nitimiharjo adalah putra dari Maruto Nitimiharjo.
Cerita itu tertuang dalam sebuah pengantar buku berjudul Hadratussyaikh, Komitmen Keumatan dan Kebangsaan (2010) karya Zuhairi Misrawi. Dijelaskan bahwa Maruto pernah diutus pemerintah militer Jepang untuk menemui Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari.
“Saat itu, Kiai Hasyim ditawari untuk menjadi Presiden Indonesia,” tulis laporan tersebut dikutip Selasa (9/8/2022).
Namun, saat itu KH Hasyim Asy’ari langsung menolaknya. Pasalnya, sebagai seorang kiai, tugasnya adalah mendidik santri di pesantren.
Sebetulnya, tulis Gus Salah, Jepang memang sudah mengetahui bahwa Kiai Hasyim bakal menolak tawaran tersebut. Namun, hal yang ingin diketahui oleh Jepang adalah dukungan Kiai Hasyim akan berlabuh kepada siapa.
Karenanya, setelah muncul penolakan, pertanyaan berikutnya adalah siapa yang layak untuk menjadi presiden dan wakilnya dalam pandangan Kiai Hasyim.
Ketika ditanya demikian, ia menjawab dengan mendasarkan pandangan putranya, KH Abdul Wachid Hasyim, bahwa yang paling cocok untuk mengemban amanah sebagai presiden adalah Soekarno dan Bung Hatta sebagai wakilnya.
Dalam catatan Fathurrochman Karyadi (2022), cerita di atas ini menjadi latar penulisan biografi Kiai Hasyim oleh Muhammad Asad Shihab dengan judul, ‘Peletak Batu Pertama Kemerdekaan Republik Indonesia’ (Wāḍi’ labinah Istiqlāl Indūnūsīyā).