Benarkah al-Ghazali dan al-Asy’ari Sumber Kemunduran Dunia Islam?

 Benarkah al-Ghazali dan al-Asy’ari Sumber Kemunduran Dunia Islam?

Gus Ulil (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Tuduhan bahwa Imam al-Ghazali (w. 505 H/1111 M) adalah sumber kemunduran dunia Islam, sudah sering saya dengar. Anehnya, masih berlanjut hingga sekarang.

Melalui kitabnya yang masyhur, Ihya’ ‘Ulum al-Din, al-Ghazali dianggap telah menanamkan mentalitas pasrah, fatalistik, dan “menyingkir” dari dunia (‘uzlah). Dengan demikian menyebabkan kemunduran umat.

Al-Ghazali juga dianggap sebagai “dalang” yang bertanggung jawab atas matinya filsafat di dunia Islam. Tuduhan yang klise dan sudah banyak dibantah oleh banyak sarjana Barat sendiri.

Karya paling mutakhir yang mengoreksi tuduhan ini adalah buku karya seorang sarjana ahli al-Ghazali, Frank Griffel. Buku tersebut berjudul “The Formation of Post-Classical Philosophy in Islam” (terbit 2021). 

Tuduhan serupa juga diarahkan kepada ulama dan sarjana besar lain yang menjadi “panutan teologi” kaum Sunni di hampir seluruh dunia Islam, termasuk di Indonesia. Ia adalah Imam Abu-l-Hasan al-Asy’ari (w. 324 H/936 M).

***

Imam al-Asyari, pendiri sebuah mazhab teologi yang disebut dengan akidah Asy’ariyah itu, dituduh sebagai sumber kemunduran sains di dunia Islam. Hal itu ditengarai karena ajarannya yang menolak teori kausalitas (nadzariyyah al-‘illiyyah), hukum sebab-akibat.  

Teori kausalitas adalah asas utama perkembangan sains. Sains tidak bisa tumbuh tanpa fondasi hukum sebab-akibat ini; hukum yang menjamin prediktabilitas dan keteraturan dalam alam raya.

Menyangkal teori yang dituduhkan kepada Imam al-Asy’ari dan al-Ghazali ini sama saja dengan menyangkal sains. Oleh karena itu, al-Asy’ari dituduh sebagai pangkal kemunduran sains di dunia Islam.

Ajarannya tentang “okasionalisme” artinya, sesuatu terjadi bukan karena adanya hukum sebab-akibat yang “imanen”, tertanam dalam alam raya. Akan tetapi karena intervensi Tuhan) dianggap membunuh sains.

***

Tulisan ini akan menjawab secara ringkas tuduhan-tuduhan itu. Inti jawaban saya sederhana: Tuduhan-tuduhan itu, menurut saya, meleset, tidak benar.

Akan tetapi saya harus mengemukakan “disclaimer”: Dengan menyangkal tuduhan ini, bukan berarti saya mengingkari fakta bahwa dalam banyak hal, dunia Islam saat ini memang sedang mundur, terutama dalam hal pengetahuan dan sains.

Fakta ini sama sekali tidak saya sangkal, yang saya sangkal adalah tuduhan yang menjadikan dua ulama besar Islam itu sebagai pangkal masalah.

Bersambung.

 

Penulis : Gus Ulil Abshar Abdalla

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *