Bekal Untuk Para Calon Suami Sebelum Menikah

 Bekal Untuk Para Calon Suami Sebelum Menikah

Menelisik Makna Kata Imra’ah dan Zauj dalam Al-Qur’an (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Cendekiawan Muslim Indonesia, Prof Quraish Shihab dalam bukunya “Tafsir al-Misbah” menjelaskan tentang maksud bunyi ayat “Istrimu adalah ladang bagimu..” dalam surat Al-Baqarah ayat 223.

Menurut Quraish Shihab ayat tersebut mengisyaratkan bahwa anak yang lahir bukan hanya merupakan benih yang ditanam suami, melainkan juga penegasan jika istri adalah ‘penerima benih’.

“Seorang suami jangan seenaknya menyalahkan istri ketika anak yang merupakan hasil dari benih yang ditanam olehnya (suami) tidak sesuai dengan harapannya,” ungkap Quraish Shihab, dilansir dari Islami.co, Rabu (30/11).

Sebab menurutnya, hal itu di luar kendali istri. Misalnya, seorang suami menginginkan anak lelaki, kemudian ia memarahi istrinya lantaran anak yang lahir ternyata perempuan.

Selain memang sudah ketetapan Allah, secara ilmiah memang jenis kelamin bayi memiliki banyak kemungkinan lantaran adanya perbedaan kromosom.

Quraish Shihab menjelaskan layaknya petani, agar mendapat hasil panen maksimal, maka memerhatikan musim tanam pun merupakan hal penting bagi suami. Di mana suami harus memilih waktu yang tepat untuk ‘bercocok tanam’.

“Janganlah seorang suami memaksa untuk ‘memproduksi’ setiap saat. Ia juga harus memahami keadaan sang istri,” jelasnya.

Menurut Quraish Shihab, kegiatan ‘bercocok tanam’ yang tidak memerhatikan waktu justru dapat merusak ‘ladang’.

Ia mengatakan untuk ‘bercocok tanam’, tentunya seorang suami harus mempersiapkan dengan matang sebelum melakukannya.

“Perhatikan istrimu, jangan tinggalkan dia sendirian, hindarkan dirinya dari segala gangguan. Berikan segala yang dibutuhkannya guna menyiapkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang akan dikandungnya,” ucapnya.

Untuk itu perhatian lebih dari suami untuk istri sangat penting. Sebagaimana seorang petani yang terus ngopeni tanamannya selama masa pertumbuhan.

“Jangan hanya mau menanam benih, tapi tidak mau merawatnya. Beri dukungan material maupun moral kepada istri,” tandasnya. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *