Basmalah sebagai Inspirasi Kasih Sayang Pada Sesama

 Basmalah sebagai Inspirasi Kasih Sayang Pada Sesama

Do’a Berbuka Puasa yang Benar Dibaca Setelah Berbuka, Bukan Sebelum Berbuka (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Berdasarkan banyak riwayat sahih, kalimat basmalah, bismillahirrahmaanirrahiim yang bermakna: dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, memiliki banyak manfaat. Basmalah bisa meruntuhkan dosa-dosa, menambah pahala pembacanya, melancarkan aktivitas, dan masih banyak nilai positif lainnya.

Lafaz basmalah ini memiliki kekuatan besar karena sudah dilegitimasi oleh Allah SWT. melalui Nabi Muhammad. Kalam ini selayaknya bisa pula menjadi inspirasi manusia untuk berkasih sayang pada sesama.

Betapa tidak, basmalah menerangkanDzat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh sebab itu, refleksi rasa cinta kasih juga mesti terpancar pada tindak tanduk umat manusia.

Manusia sudah disayangi oleh Tuhan. Pada sejumlah kitab tafsir diterangkan, kasih sayang Allah Ta’ala pada manusia tak kurang dari 99 kali lipat dari seluruh cinta di muka bumi.

Termasuk, cinta ‘induk ayam’ pada anaknya, cinta Ibu pada buah hatinya, dan cinta-cinta lain di kolong jagat. Bentuk syukur manusia atas rahmat Tuhan itu bisa diimplementasikan dengan mencintai sesama manusia serta menyayangi segenap makhluk-Nya.

Dasar Kasih Sayang Itu Basmalah

Kasih sayang pada sesama bisa dilakukan melalui banyak cara. Termasuk, saat beraktivitas di media sosial berbasis internet. Jangan sampai, ada permusuhan di antara teman sejawat. Apalagi, kalau permusuhan itu dilatarbelakangi perdebatan tentang entitas yang secara emosional maupun geografis lebih jauh.

Sebagai ilustrasi, ada orang yang pro pada sebuah kebijakan pemerintah. Sementara temannya kontra terhadap kebijakan itu. Pro dan kontra adalah hal biasa dalam negara demokrasi. Masalahnya adalah jika perbedaan persepsi itu membuat pertemanan merenggang.

Contoh lainnya, ada orang yang menganggap sebuah ritual peribadatan sebagai hal yang sunah. Sementara kawannya menganggap ritual peribadatan tersebut merupakan bid’ah. Terjadi perdebatan sengit di media sosial sambil saling adu dalil tak berujung.

Perselisihan semacam ini semestinya bisa dihindari. Jika sejak awal upaya mengemukakan pendapat dilandasi dengan kasih sayang, tentu egosentris dan perasaan paling benar tak akan muncul. Saat ingin mengingatkan, spirit yang dihadirkan adalah cinta kasih. Bukan ingin menghardik suatu amalan atau pendapat.

Pertentangan yang tidak perlu dan tidak penting antar sesama seharusnya dilupakan. Ada banyak tugas maupun tantangan yang lebih penting untuk dihadapi secara sinergis.

Masalah-masalah yang ada di media sosial, bagaimana pun juga, bisa berimbas di dunia nyata. Rasa kikuk maupun risih karena silang opini di dunia maya pun punya dampak negatif saat dua orang teman bertatap muka atau melakukan hubungan di jalur pribadi.

Melibatkan Allah dalam Setiap Aktivitas

Basmalah adalah lafaz yang diwasiatkan Nabi Muhammad agar dibaca setiap muslim jika akan melakukan sesuatu. Harapannya, keberkahan atau kebermanfaatan dari kegiatan tersebut bisa lestari.

Dengan mengucapkan bismillahirrahmaanirrahiim, umat Islam juga diingatkan bahwa ada Tuhan yang selalu mengawasi. Jadi, tiap perbuatan semestinya tidak lepas dari semangat pengabdian ilahiah.

Tatkala berhubungan dengan orang lain, pola pikir untuk saling mengasihi dan menyayangi tidak boleh ditanggalkan. Media sosial, sebagai salah satu sarana berinteraksi paling populer di era kekinian, terlebih di era pandemi Covid-19 di mana orang diharapkan mengurangi mobilitas, selayaknya menjadi ruang komunikasi yang sehat.

Termasuk, menjadi saluran menebar cinta kasih, untuk saling asah, saling asih, dan saling asuh. Konten-konten yang disebarkan maupun yang diproduksi melalui status atau lini masa pun tidak boleh bernuansa nyinyir, adu domba, dan nuansa kebencian.

Terlebih, sebagai seorang panutan, Nabi Muhammad juga tercatat sebagai pribadi yang welas asih. Bukan sosok yang suka menghardik, nyinyir, menyindir, maupun berlidah tajam dengan pernyataan menyakitkan. Umat Islam sudah sepantasnya menapak jejak Nabi yang luhur itu.

Rio F. Rachman

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *